Isu Reshuffle Kabinet Jokowi: Bakal Dilakukan Pekan Ini hingga Sosok yang Layak Jadi Mendikbudristek
Muncul isu perombakan kabinet setelah peleburan dua kementerian, yakni Kemenristek dan Kemendikbud, serta pembentukan Kementerian Investasi.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
Usulan pemerintah untuk menyatukan dua kementerian tersebut telah disetujui DPR.
"Surpres yang dikirim ke DPR 30 maret itu, itu kan sudah diterima DPR, disidang DPR dan telah diambil keputusan, terkait penggabungan Kemenristek ke Kemendikbud."
"Kenapa begitu, banyak kerjadaan di Kemeristek yang seharusnya menjadi bidang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)" ujarnya, diberitakan Tribunnews.com, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Presiden Jokowi Larang Kabinetnya Gelar Buka Puasa Bersama dan Open House Saat Idul Fitri
Faktor kedua, yakni Menristek Bambang Brodjonegoro yang menyatakan telah pamit dari Kementeriannya.
"Kan terjadi kekosongan itu. Sementara Kemenristek sendiri belum ke Kemendikbud," katanya.
Faktor ketiga, yakni pemerintah yang akan segera membentuk kementerian baru yakni Kementerian Investasi.
Dengan adanya kementerian baru, otomatis akan ada menteri baru.
Sosok yang Layak Jadi Mendikbudristek
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menilai Sekjen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, layak dipertimbangkan menjadi satu di antara kandidat Mendikbudristek.
“Waktu itu kan diproyeksikan menjadi calon Wakil Menteri Pendidikan tetapi kan batal konon kabarnya karena Muhammadiyah kurang berkenan, sebab dari NU Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama,” ujarnya, diberitakan Tribunnews.com, Selasa.
Qodari memprediksi Muhammadiyah akan mendukung bila Abdul Mu'ti diangkat jadi menteri, bukan wakil menteri sebagaimana tawaran pada reshuffle kabinet pada Januari 2021 kemarin.
Baca juga: Jokowi Teken Keppres, ASN Hanya Dapat Cuti Bersama Dua Hari pada 2021
Selain itu, kata Qodari, sosok Abdul Mu’ti merupakan sosok yang memiliki alam pemikiran moderat dan toleran.
Hal itu relevan di tengah suburnya paham radikal, jadi sudah saatnya institusi pendidikan Indonesia menjadi pintu penyemaian pemikiran toleran melawan radikalisme.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Hasanudin Aco/Taufik Ismail/Chaerul Umam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.