KWI Fokus Pendampingan Psikologis Korban Bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor NTT
Di samping itu juga dengan jejaring orang muda dan biarawan-biarawati yang siap menjadi relawan psikososial.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tidak hanya memberi bantuan sembako, obat-obatan, air bersih dan penyediaan sarana sanitasi, Gereja Katolik Indonesia melalui Caritas Indonesia juga menyiapkan pendampingan psikologis bagi korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah terdampak, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Fokus utama kami berikan dukungan kepada mereka yang kehilangan, keluarga kehilangan rumah dan kehilangan sanak saudara. Terlebih bagi kelompok rentan, anak-anak, perempuan, lansia dan difabel,” ujar Sekretaris Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan – Konferensi Waligereja Indonesia (SGPP-KWI) Sr. Natalia OP, dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/4/2021).
Dijelaskan bersama dengan Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan – Konferensi Waligereja Indonesia (SGPP-KWI), Caritas Indonesia telah mematangkan konsep pendampingan psikososial bagi warga korban banjir NTT, khususnya di Wilayah Adonara dan Lembata, Flores, NTT.
Baca juga: Pasca Badai Seroja NTT, Muncul Pulau Baru di Rote Ndao, Masyarakat Ingin Menamai Pulau Paskah
Menurutnya, pendampingan ini akan melibatkan tim SGPP Keuskupan setempat dan jejaring yang sudah bergerak saat ini untuk bersinergi seperti di Keuskupan Larantuka dengan Simpasio Institute dan konggregasi yang berkarya di wilayah Pulau Flores.
Di samping itu juga dengan jejaring orang muda dan biarawan-biarawati yang siap menjadi relawan psikososial.
Sementaraitu, di wilayah Keuskupan Atambua, Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) bersama dengan komunitas guru agama telah berinisiatif memberikan dukungan psikososial di tempat pengungsian Paroki Kamanasa, Keuskupan Atambua.
Baca juga: Pegadaian Peduli Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang NTT dan NTB
“Sektor psikososial bagi anak-anak dan perempuan rupanya belum mendapat perhatian penuh dari Pemerintah,” ujar Pengurus Komsos Keuskupan Atambua, Pastor Ino Nahak Berek, Pr.
Inisiatif dari kelompok-kelompok masyarakat ini, kata Ino, memunculkan inisiatif dari Keuskupan Atambua untuk memfasilitasi pelatihan bagi Orang Muda Katolik (OMK) setempat dengan kemampuan pendampingan.
Lebih lanjut Caritas Indonesia dan Caritas Keuskupan hingga kini terus bergerak secara masif. Caritas Indonesia telah mengirimkan 3 relawan terlatih nasional dan 1 staf untuk memfasilitasi, mengkoordinasi, dan menganimasistaf dan relawan Caritas Keuskupan.
Baca juga: AHY Kirim Obat-obatan dan Makanan untuk Korban Bencana di NTT
Direktur Eksekutif Caritas Indonesia FredyRanteTaruk, Pr menamahkan kajian kebutuhan dan kajian pasar sedang berlangsung untuk wilayah Pulau Adonara, Pulau Lembata, dan Kabupaten Malaka. Ini bertujuan untuk bersinergi dengan lembaga kemanusiaan lain dan pemerintah, utamanya.
Sektor Perlindungan dan Pengungsian. Selain itu, Caritas indonesia juga telah menyalurkan bantuan dari berbagai pihak entah itu dalam negeri maupun luar negeri.
Caritas Indonesia dan Keuskupan juga terus membuka donasi dan mengumpulkan barang-barang yang dibutuhkan para penyintas banjir. Barang-barang disalurkan ke Caritas Keuskupan terdampak untuk selanjutnya dibagikan langsung ke korban banjir.
Dilaporkan hingga 15 April 2021, Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ) yang berperan sebagai Caritas Keuskupan Agung Jakarta, telah mengirimkan 2400 litervminyak goreng, 2 ton gula pasir, dan 6,8 ton beras.
Sedangkanvdari Caritas Keuskupan Ruteng, bantuan dikirimkan ke Larantuka dengan rincian 300 kg beras, 144 liter minyak goreng, makanan instan 1.152 bungkus, paket kebersihan dan sanitasi, serta susu dewasa.
“Soliditas Jaringan Nasional Caritas bersamadenganseluruhelemenGerejaKatolik Indonesia terusdikuatkanuntukresponkebencanaanini,” jelasFredy Rante Taruk, Pr.
Caritas Keuskupan Larantuka juga telah membantu warga di Dusun Molong, Utan Ulumado, Adonara, berupa penyambungan saluran air bersih sepanjang 300 meter. Sambungan ini memberikan akses terhadap air bersih bagi 113 KK (495 jiwa) di 2 dusun.
Direktur Caritas Keuskupan Larantuka Romo Marianus Dewantoro Welan Pr juga menyebutkan, pihaknya terus mengupayakan air bersih ini selalu tersedia.
“Kami juga mencari jalan untuk akses yang terputus untuk mendistribusikan air bersih yang sangat vital bagi desa lain,”ujarnya.(*)