Terus Ditanya Soal Reshuffle Kabinet, Fadjroel Rachman: Yang Tahu Hanya Presiden dan Allah SWT
Setelah isu soal reshuffle Kabinet Indonesia Maju mencuat ke publik, Fadjroel Rachman terus mendapatkan pertanyaan tentang siapa menteri yang diganti.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Setelah isu soal reshuffle Kabinet Indonesia Maju mencuat ke publik, Jubir Presiden, Fadjroel Rachman terus mendapatkan pertanyaan tentang siapa menteri yang akan diganti.
Dalam video pendek yang diunggahnya di Instagram Pribadinya @fadjroelrachman, pada Jumat (16/4/2021), Fadjroel pun mencoba menjawabnya.
Fadjroel mengatakan tidak mengetahui kapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengisi posisi dua kementerian yang disebutkan akan diganti dengan menteri baru.
Ia juga sempat menyinggung nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Baca juga: Mendes PDTT Abdul Halim Disebut Paling Disorot Akan Direshuffle oleh Presiden
Baca juga: Isu Reshuffle Berembus Kencang, Berikut Riwayat Perombakan Kabinet di Era Jokowi
Lebih lanjut Fadjroel menegaskan, siapa saja menteri yang akan diganti, hanya Presiden Jokowi dan Allah SWT saja yang mengetahuinya.
"Kita tidak tahu kapan Presiden akan mengisi kedua kementerian ini, yang satu pembentukan baru Kementerian Investasi, yang kedua istilahnya pengubahan apakah tetap Pak Nadiem atau ada yang lain, yang tahu hanya Presiden Joko Widodo dan Allah SWT," ujar Fadjroel.
Selain itu Fadjoel menjelaskan sebagai Staf Khusus Presiden, tentu tidak boleh mendahului Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan siapa dan kapan akan ada perombakan kabinet Indonesia Maju.
Baca juga: Apa Itu Reshuffle? Ini Artinya dan Riwayat Perombakan Kabinet Era Jokowi
Baca juga: Reshuffle Kabinet Berhembus, Ini 2 Kader PAN yang Disebut-sebut Akan Jadi Menteri Jokowi
"Tetapi yang kita tahu, Presiden sudah disetujui oleh DPR untuk melakukan pembentukan kementerian baru, namanya Kementerian Investasi."
"Kemudian juga disetujui oleh DPR melakukan pengubahan kementerian, dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan ditambah Riset dan Teknologi."
"Sementara Kemenristek dan BRIN akan dihilangkan, dan Badan Riset Inovasi Nasional akan jadi badan sendiri," pungkasnya.
Baca juga: Isu Reshuffle Tidak Berpengaruh Bagi Menkumham Yasonna Laoly
Baca juga: Sekjen PAN Dukung Semua Kebijakan Pemerintah, Termasuk Reshuffle Kabinet
Reshuffle Harus Berdasarkan Kemaslahatan Bersama, Bukan Sekadar Bagi-bagi Jabatan
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Jaringan Mubalig Muda Indonesia (JAMMI) merespon isu reshuffle (perombakan) kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Koordinator JAMMI, Irfaan Sanoesi, mengungkapkan, perombakan kabinet harus berdasarkan asas kebaikan (kemaslahatan) bersama.
“Reshuffle adalah hak perogratif Presiden. Namun demikian, merombak posisi A ke posisi B maupun sebaliknya, atau merombak nomenklatur kementerian harus berdasarkan riset yang dalam dan kemaslahatan bersama,” ungkapnya, dalam keterangannya, Sabtu (17/4/2021).
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengusulkan pembentukan Kementerian Investasi.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Ditengarai Hanya Mengisi Pos Kosong
Baca juga: Soal Reshuffle Kabinet Jokowi, Pengamat Sebut untuk Akomodasi Kepentingan Partai Politik
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, pada Selasa 13 April 2021 pun menyebut, reshuffle kabinet akan dilakukan Presiden Jokowi pada pekan ini.
JAMMI pun menyinggung isu perombakan Moeldoko sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).
JAMMI menilai, peran Moeldoko di tubuh pemerintahan sangat vital sebagai benteng aliran paham radikalisme dan penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Evaluasi seluruh jajaran kabinet merupakan aspek yang sangat penting demi perbaikan etos kerja para pembantu Presiden. Dan itu harus dilakukan," kata Irfaan.
Baca juga: Disinggung Soal Isu Reshuffle dan Komunikasi dengan Jokowi, Begini Jawaban PPP
Baca juga: Legislator PDIP Nilai Tak Ada Urgensi Mereshuffle Nadiem Makarim
“Jadi sangat disayangkan jika ada pengamat yang menyatakan Pak Moeldoko harus dibebastugaskan dari kabinet Presiden Jokowi mengingat peran Pak Moeldoko yang sangat vital,” tambahnya.
Irfaan mengingat ketika Moeldoko silaturahmi ke pesantren-pesantren yang berada di seluruh penjuru daerah di Indonesia.
Menurutnya, langkah Moeldoko ini penting sebagai penyambung lidah umara (pemerintah) kepada ulama terkait kerja bersama upaya membendung paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.
“Yang tak terlupakan dari Pak Moeldoko adalah ketika dia_sowan kepada para sesepuh kyai mengantisipasi paham radikalisme ditunggangi oleh para elit politik untuk kepentingan elektoral,” kenangnya.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Jubir Presiden Ungkap Alasan Jokowi Bentuk Kementerian Investasi
Baca juga: Isu Reshuffle, 6 Menteri Baru Jokowi Dinilai dalam Posisi Aman
Selain itu, dia juga memberikan apresiasi atas kinerja Moeldoko selama menjadi KSP adalah upaya mengharmonisasikan antar kementerian dan lembaga yang karut marut.
“Ada masalah komunikasi dan koordinasi K/L (kementerian dan lembaga) bisa diselesaikan Pak Moeldoko dengan baik ketika dia bergabung di KSP. Ini kredit poin bagi Pak Moeldoko selama menjabat KSP,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, JAMMI percaya Presiden Jokowi akan berhati-hati dalam merombak kabinet agar reshuffle harus berdasarkan asas kemaslahatan bersama, bukan sekadar bagi-bagi bagian.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Malvyandie Haryadi)