Isu Reshuffle Menteri Berinisial M, Pengamat Prediksi Moeldoko dan Mahfud MD Masih Aman
pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan isu reshuflle menteri inisial M belum tentu benar adanya dan cenderung spekulatif.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim sempat menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mereshuffle menteri berinisial M.
Namun tak dijelaskan siapa menteri berinisial M yang dimaksud.
Terkait hal itu, pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan pernyataan Luqman belum tentu benar adanya dan cenderung spekulatif.
Baca juga: Isu Reshuffle, Relawan Jokowi Sebut Hilmar, Budi Arie, dan Silmy Karim Cocok Isi Pos Menteri Ini
Apalagi, terdapat beberapa menteri yang memiliki inisial M dalam namanya.
"Terkait dengan wacana pergantian menteri yang berinisial M bakal diganti menurut saya itu merupakan pendapat spekulatif yang belum tentu benar. wacana tersebut lebih sekadar sensasi," ujar Karyono, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (20/4/2021).
Baca juga: Setelah Bahlil-Ahok, Nama Muhammad Lutfi dan Menantu Wapres Ikut Diprediksi Jadi Menteri Investasi
"Pasalnya, jumlah menteri yang berinisial M cukup banyak di Kabinet Indonesia Maju ini. Tidak hanya Moeldoko, Muhadjir Effendi, M.Lutfi, dan Mahfud MD tetapi ada yang lain seperti Muhammad Tito Karnavian dan Muhammad Basuki Hadimuljono," imbuhnya.
Karyono lantas memprediksi nama-nama seperti Moeldoko hingga Mahfud MD justru masih akan dipertahankan oleh Jokowi dalam kabinet.
Menurutnya, walaupun Moeldoko kemarin sempat terjebak dalam kontroversi kudeta Partai Demokrat, Jokowi dinilai masih membutuhkannya.
"Justru saya memprediksi beberapa menteri atau pejabat setingkat menteri yang memiliki nama depan M seperti Moeldoko, Mahfud MD, Muhammad Tito Karnavian, Muhammad Basuki Hadimuljono, masih dipertahankan dalam kabinet Indonesia Maju. Terlepas dari kontroversinya, posisi mereka masih dibutuhkan Presiden Joko Widodo di pemerintahan," kata Karyono.
"Untuk M Lutfi dan Muhadjir Effendi kemungkinannya peluangnya fifty-fifty. Mungkin saja akan dilakukan pergeseran ke pos-pos lain," tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesian Pubic Institute itu menilai reshuffle tak bisa terhindarkan. Hal itu wajar dikarenakan imbas dari penggabungan dan pembentukan kementerian baru.
Namun dia tak menutup kemungkinan bisa saja Presiden Jokowi memang sudah memiliki agenda untuk melakukan reshuffle terbatas, tidak terbatas pada kementerian baru.
"Boleh jadi ada pergeseran posisi menteri dan atau ada sejumlah menteri yang terdepak diganti dengan orang baru. Soal siapa yang akan menempati kementerian baru atau menteri yang bakal digeser ke posisi tertentu, tentu menjadi kewenangan presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan," jelasnya.