Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menko PMK: Pemerintah Tidak Ingin Lebaran jadi Pemicu Kenaikan Angka Positif Covid-19

Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah tidak menginginkan Lebaran 2021 menjadi pemicu utama naiknya kasus Covid-19.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
zoom-in Menko PMK: Pemerintah Tidak Ingin Lebaran jadi Pemicu Kenaikan Angka Positif Covid-19
Istimewa/ Humas Kemenko PMK
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat 

"Untuk mencegah meledaknya kasus Covid-19 di Tanah Air, khususnya mendekati hari Idul Fitri yang tinggal menghitung hari, bangsa Indonesia harus menjadikan kasus Covid-19 di India sebagai pelajaran. Sebab, jika masyarakat abai dan tak peduli terhadap protokol kesehatan, kasus di India bisa juga terjadi di Indonesia," ujar Rahmad, kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).

Meski pemerintah sudah memberikan larangan mudik bagi masyarakatnya, dia menilai tetap harus mewaspadai potensi mudik di luar ketentuan yang resmi.

Baca juga: Menag: Mudik Paling Banter Hukumnya Sunah, Sementara Jaga Kesehatan Wajib

Sebab berkaca dari pengalaman sebelumnya, meski ada larangan tetap saja ada upaya masyarakat untuk mudik bersama.

Rahmad menegaskan perlu adanya langkah dan antisipasi nyata dari pemerintah pusat dan daerah, juga seluruh elemen masyarakat untuk mengindarkan ledakan Covid-19.

"Caranya, ya dengan gotong royong. Masyarakat diharapkan sadar dan mau mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak mudik ditahun ini. Karena sesungguhnya, kalau masyarakat abai terhadap ketentuan pemerintah, pandemi bisa meledak setiap saat," kata dia.

"Selanjutnya kepada masyarakat dan pemerintahan desa maupun daerah tujuan mudik, perlu melakukan langkah-langkah tegas, menghalau warga yang tetap nekat mudik bersama. Aparat desa bekerja sama dengan aparat keamanan negara harus berani melarang pemudik memasuki wilayah tujuan mudik. Bila tetap nekad, ya disuruh pulang kembali," imbuhnya.

Lebih lanjut, demi mengantisipasi pemudik yang nekad, Rahmad menuturkan pemerintah pusat dan daerah harus secara terus menerus mensosialisasikan apa resiko jika tetap memaksakan diri untuk mudik.

Berita Rekomendasi

Bila sosialisasi ini dilakukan secara masif kepada masyarakat serta ditambah adanya ancaman bahwa warga yang mudik ditolak, bisa jadi calon-calon pemudik akan berpikir dua kali untuk mudik lebaran tahun ini.

"Harus digarisbawahi, janganlah merasa pandemi sudah aman saat ini. Meski vaksinasi sudah dilakukan, tapi pandemi belum bisa dikendalikan. Sekali lagi, belajar dari kasus di India, ya pemerintah pusat dan daerah dan semua masyarakat jangan lengah, jangan abaikan protokol kesehatan. Pemerintah dan masyarakat tetap wajib melakukan 5 M. Lalu, bersama-sama menjaga kampung masing masing. Dengan meningkatkan kewaspadaan dengan cara bergotong royong, saya kira kita bisa melalui pandemi. Indonesia tidak boleh seperti India," ungkap Rahmad.

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran, Teuku Wisnu Adakan Lomba Malang Strudel Video Competition.

Baca juga: Pimpinan MPR: Fenomena Mudik Awal Harus Diantisipasi dengan Bijak dan Tepat

"Dengan kesabaran dan kesadaran serta gotong ronyong yang kuat dari masyarakat melalui merayakan Idul Fitri di kotanya masing-masing, tidak melakukan mudik serta beribadah merayakan di rumah bersama keluarga adalah modal dasar kita untuk bahu membahu membebaskan dari Covid-19 serta menjadi pertahaman kesehatan kita bersama," tandasnya.

Diketahui, merujuk data Worldometer, Senin (19/4) jumlah kasus positif Covid di India sudah menembus 15,06 juta kasus.

India kini menjadi negara dengan kasus Covid terbesar kedua didunia. Peringkat pertama masih Amerika Serikat (AS) dengan 32,4 juta kasus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas