Menko PMK: Pemerintah Tidak Ingin Lebaran jadi Pemicu Kenaikan Angka Positif Covid-19
Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah tidak menginginkan Lebaran 2021 menjadi pemicu utama naiknya kasus Covid-19.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
Meski masih minus, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan tumbuh pada 2021 setelah mengalami kontraksi pada 2020.
“Pertumbuhan ekonomi kita di 2020 minus 2,1 persen. Kita hanya kalah dari RRT yang plus. Yang lainnya, AS, Jepang, Jerman, itu minus banyak,” ujar Jokowi, Selasa (20/4/2021).
Sementara itu, kata Presiden, kasus harian Covid-19 terus menurun.
Baca juga: Satgas Beberkan Alasan Objek Wisata Boleh Buka Meski Mudik Dilarang
Presiden mengatakan kasus harian Covid-19 saat ini jauh menurun dibandingkan pada awal tahun 2021 yang sempat tembus 14 ribu (kasus harian).
"Kasus positifnya itu sekarang 4.000-an sampai 5.000-an, ini jauh turun dibandingkan Januari-Februari yang di atas 10.000,” kata Presiden.
Presiden mengatakan penanganan Covid-19 yang terus membaik ini, harus terus dipertahankan. Jangan sampai kasus Covid-19 melonjak sehingga akhirnya mempengaruhi pemulihan ekonomi.
Hal itulah kata Jokowi, mengapa pemerintah melarang mudik lebaran 2021 ini.
Mobilitas warga, akan menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi pada libur panjang sebelumnya.
Lonjakan kasus akan membuat pemerintah memperketat aktivitas sehingga berpengaruh pada upaya perbaikan ekonomi.
"Pertumbuhan ekonomi sudah bagus, makanya asal jangan diganggu Covid-19 lagi,” ujar Jokowi.
Presiden berharap masyarakat patuh untuk tidak mudik pada lebaran Idul Fitri 2021, agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Berdasarkan hasil survei, meski ada larangan mudik masih ada 11 persen masyarakat yang memaksakan untuk mudik.
"11 persen persentasenya, tapi kalau diangkakan jumlahnya besar, itu setara dengan 27 juta orang," katanya.
Sementara itu bila tidak ada larangan, maka jumlah masyarakat yang mudik mencapai 33 persen. Pemerintah memprediksi bila tidak ada larangan mudik, maka kasus harian Covid-19 akan melonjak tajam.