Riwayat Kapal Selam KRI Nanggala 402, Dibuat Tahun 1977, Total Pernah 17 Kali Menembak Torpedo
Berikut riwayat dari Kapal Selam TNI KRI Nanggala 402, dibuat pada 1997 dan sudah menembakkan torpedo total sebanyak 17 kali.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono, beberkan riwayat penggunaan kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) di Perairan Laut Utara, Bali.
Kapal selam buatan Jerman ini dibuat tahun 1977 dan diterima TNI Angkatan Laut pada 1981.
"Dibuat tahun 1977, diterima Angkatan Laut tahun delivery 1981. Buatan HD Jerman," ucap Yudo pada konferensi persnya, dikutip dari tayangan langsung Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Disebutkannya, kapal ini sudah memiliki riwayat penembakan torpedo dengan total 17 kali.
Sebanyak 15 kali, kapal Nanggala 402 meluncurkan torpedo kepala latihan.
Baca juga: Pakar Ungkap Kemungkinan 2 Penyebab Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402
Baca juga: Berarus Kuat dan Tempat Latihan Terbaik, 2 Ahli Jelaskan Kondisi Lokasi Hilangnya KRI Nanggala 402
"Kapal ini sudah riwayat menembak torpedo kepala latihan sebanyak 15 kali," lanjut.
Sementara, penembakan torpedo untuk kepala perang sebanyak 2 kali.
Sehingga, kapal ini bisa dipastikan dalam keadaan siap tempur.
"Sasarannya kapal eks KRI dan dua-duanya tenggelam. Jadi, kapal KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur."
"Kita kirim untuk lakukan untuk menembak torpedo, baik kepala latihan maupun kepala perang," jelasnya.
Baca juga: KRI Nanggala 402 Belum Ditemukan, Keluarga Dansatsel Kolonel Harry Setyawan Gelar Doa Bersama
Baca juga: KRI Nanggala 402 Hilang, Komisi I: Sinyal Jelas Alutsista TNI Perlu Peremajaan
Lebih lanjut, kata Yudo, kapal Nanggala 402 ini dalam keadaaan siap, baik personel maupun material.
Bahkan, kapal selam itu masih mendapat kelayakan dari Dinas Angkatan Laut.
Hal itu ditambahkan oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang juga hadir dalam konferensi pers itu.
"Surat kelayakan juga masih tanggal 25 Maret 2022. Sehingga masih layak beroperasi," ujarnya.