MV Swift Rescue Singapura Tiba di Bali untuk Bantu Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402
Kemarin, Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan Australia akan memberikan dukungan apa pun yang bisa untuk Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Dalam sebuah unggahan di Facebook, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan kapal penyelamat kapal selam Singapura "dikirim dengan cepat kemarin sore, secepat dia bisa bersiap-siap", setelah kepala angkatan laut menerima permintaan bantuan dari rekan-rekannya di Indonesia.
"Tim medis juga ditambahkan ke kru reguler jika perawatan hiperbarik akan diperlukan," kata Dr Ng.
"Hubungan militer kami dengan Indonesia sangat dekat, dibangun selama bertahun-tahun latihan bilateral dan keterlibatan di semua tingkatan. Wajar jika kita melakukan apapun yang kita bisa untuk membantu di saat-saat seperti ini.”
"Situs untuk operasi pencarian, dekat Bali, berjarak lebih dari 1.500 km dan perairan dalam, itulah sebabnya MV Swift Rescue berlayar sesegera mungkin," tambahnya.
Sementara itu, Mega Bakti Malaysia diperkirakan akan tiba pada pukul 16.00 waktu setempat pada hari Minggu (25/4/2021).
Kapal selam KRI Nanggala 402 hilang pada Rabu kemarin, dengan 53 orang di kapal ketika mengambil bagian dalam latihan torpedo di perairan Bali utara.
Hilang kontak dengan kapal Selam itu pada pukul 4.30 pagi, setelah meminta izin untuk menyelam pada pukul 03.00.
Sebanyak 49 awak kapal, satu komandan kapal dan tiga spesialis senjata berada di atas kapal selam, kata kementerian pertahanan.
Ditambahkan bahwa tumpahan minyak terlihat di dekat posisi penyelaman pada pukul 07.00 pagi waktu Indonesia Barat, dan dua kapal angkatan laut dengan kemampuan sonar telah dikerahkan untuk membantu pencarian.
Menurut kementerian pertahanan, kapal selam ini dibangun di Jerman pada tahun 1977 dan bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981.
Banyak Negara Tawarkan Bantuan
Negara-negara lain yang telah menawarkan bantuan penyelamatan termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, India, Rusia dan Australia, kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Achmad Riad.
Baca berita: Penantian Berda Dihubungi Suaminya Awak KRI Nanggala yang Tak Kunjung Terjadi