MV Swift Rescue Singapura Tiba di Bali untuk Bantu Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402
Kemarin, Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan Australia akan memberikan dukungan apa pun yang bisa untuk Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA -- Kapal penyelamat kapal selam Singapura, MV Swift Rescue, tiba di perairan utara pulau Bali Indonesia pada minggu (25/4/2021), bergabung dengan tim internasional pencari KRI Nanggala-402 yang hilang pada 21 April dengan awak 53 personel.
Hal itu dilaporkan Media Singapura The Straits Times/ANN dan The Star, Minggu (25/4/2021).
Kapal Singapura itu akan bergabung dengan tim pencarian internasional untuk kapal selam, beberapa jam setelah otoritas Indonesia menyatakan kapal dengan 53 awak kapal telah tenggelam.
India Turunkan Kapal Penyelamat DSRV
Angkatan Laut India mengerahkan kapal penyelamat (DSRV) untuk membantu Angkatan Laut Indonesia mencari dan menyelamatkan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang pada 21 April dengan awak 53 personel.
Kapal selam Indonesia KRI Nanggala-402 hilang di perairan Bali pada Rabu pagi.
Baca juga: Ibu Seorang Awak KRI Nanggala-402: Saya Punya Keyakinan Anak Saya Pulang, Kumpul dengan Keluarga
India adalah negara ketiga setelah Singapura dan Malaysia yang bergabung dengan upaya penyelamatan, dengan Amerika Serikat, Australia dan Prancis juga mengajukan tawaran untuk membantu.
"Pada 21 April, peringatan diterima oleh Angkatan Laut India melalui Kantor Penghubung Pencarian dan Penyelamatan Kapal Selam Internasional (ISMERLO), mengenai kapal selam Indonesia yang hilang," kata Angkatan Laut India dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Hindustan Times, Jumat (23/4/2021).
Angkatan Laut Indonesia pada Hari Kamis mengatakan bahwa kapal selam yang dibangun Jerman yang hilang memiliki cukup oksigen selama 72 jam selama pemadaman listrik.
Sistem deep submergence rescue vessel (DSRV) Angkatan Laut India dapat menemukan kapal selam hingga 1.000 meter di bawah air menggunakan sonar side-scan modern dan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh.
Baca juga: Wakil Ketua MPR RI Sampaikan Duka Mendalam Atas Musibah KRI Nanggala-402
"Setelah kapal selam berhasil ditemukan, satu lagi sub modul DSRV --- kendaraan penyelamat kapal selam (SRV) --- berpasangan dengan kapal selam untuk menyelamatkan personel yang terjebak. SRV juga dapat digunakan untuk menyediakan pasokan darurat ke kapal selam," tambah pernyataan itu.
India adalah salah satu dari sedikit negara yang mampu melakukan pencarian dan penyelamatan kapal selam melalui DSRV.
Dua Kapal Perang Angkatan Laut Australia Ikut Cari Kapal Selam Indonesia
Dua kapal perang Australia akan bergabung dengan pencarian kapal selam Indonesia KRI Nanggala-402, yang hilang kontak dengan 53 awaknya di perairan Bali. yang hilang di dekat Bali dengan 53 orang di dalamnya.
Kapal bernama HMAS Ballarat dan HMAS Sirius telah berlayar dari dua markas terpisah, setelah Indonesia secara resmi menerima tawaran Australia untuk membantu upaya pencarian.
Baca juga: KRI Nanggala 402 Belum Ditemukan, Keluarga Mayor Wisnu Percaya Semua Pihak Telah Berusaha Maksimal
Seperti dilansir media ABC Australia, Jumat (23/4/2021), Kementerian Pertahanan Australia mengatakan HMAS Ballarat dilengkapi dengan kemampuan sonar dan helikopter MH-60R, dan diperkirakan akan mencapai area pencarian hari ini.
HMAS Sirius berada di lepas pantai Brunei dan diperkirakan akan mencapai area pencarian dari sekitar Selasa (27/4/2021).
Kemarin, Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan Australia akan memberikan dukungan apa pun yang bisa untuk Indonesia.
"Kami telah mengindikasikan bahwa kami akan membantu dengan cara apa pun yang kami bisa," katanya.
"Kita mengoperasikan kapal selam yang sangat berbeda dari yang satu ini, tetapi angkatan pertahanan Australia dan organisasi pertahanan Australia akan bekerja sama dengan operasi pertahanan di Indonesia untuk menentukan apa yang mungkin dapat kami lakukan."
Pihak berwenang Indonesia mengumumkan hari ini bahwa tim penyelamat mendeteksi objek dengan "kekuatan magnet tinggi" yang mengambang di laut utara Bali, yang mereka harapkan itu adalah kapal selam yang hilang.
Kapal selam telah hilang selama lebih dari 48 jam dan membawa cukup oksigen untuk bertahan tiga hari.
Kapal itu membawa 49 awak kapal, seorang komandan dan tiga lainnya.
Kapal Penyelamat dari Singapura dan Malaysia Bantu Pencarian
Kapal penyelamat dari Singapura dan Malaysia dikerahkan untuk membantu pencarian kapal selam Indonesia KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di utara perairan Bali, Rabu (21/4/2021) kemarin.
Seperti dilaporkan Media Singapura, Kamis (22/4/2021) Singapura mengirimkan MV Swift Rescue.
Swift Rescue diperkirakan tiba di lokasi pada Sabtu (24/4/2021) mendatang.
Dalam sebuah unggahan di Facebook, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan kapal penyelamat kapal selam Singapura "dikirim dengan cepat kemarin sore, secepat dia bisa bersiap-siap", setelah kepala angkatan laut menerima permintaan bantuan dari rekan-rekannya di Indonesia.
"Tim medis juga ditambahkan ke kru reguler jika perawatan hiperbarik akan diperlukan," kata Dr Ng.
"Hubungan militer kami dengan Indonesia sangat dekat, dibangun selama bertahun-tahun latihan bilateral dan keterlibatan di semua tingkatan. Wajar jika kita melakukan apapun yang kita bisa untuk membantu di saat-saat seperti ini.”
"Situs untuk operasi pencarian, dekat Bali, berjarak lebih dari 1.500 km dan perairan dalam, itulah sebabnya MV Swift Rescue berlayar sesegera mungkin," tambahnya.
Sementara itu, Mega Bakti Malaysia diperkirakan akan tiba pada pukul 16.00 waktu setempat pada hari Minggu (25/4/2021).
Kapal selam KRI Nanggala 402 hilang pada Rabu kemarin, dengan 53 orang di kapal ketika mengambil bagian dalam latihan torpedo di perairan Bali utara.
Hilang kontak dengan kapal Selam itu pada pukul 4.30 pagi, setelah meminta izin untuk menyelam pada pukul 03.00.
Sebanyak 49 awak kapal, satu komandan kapal dan tiga spesialis senjata berada di atas kapal selam, kata kementerian pertahanan.
Ditambahkan bahwa tumpahan minyak terlihat di dekat posisi penyelaman pada pukul 07.00 pagi waktu Indonesia Barat, dan dua kapal angkatan laut dengan kemampuan sonar telah dikerahkan untuk membantu pencarian.
Menurut kementerian pertahanan, kapal selam ini dibangun di Jerman pada tahun 1977 dan bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981.
Banyak Negara Tawarkan Bantuan
Negara-negara lain yang telah menawarkan bantuan penyelamatan termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, India, Rusia dan Australia, kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Achmad Riad.
Baca berita: Penantian Berda Dihubungi Suaminya Awak KRI Nanggala yang Tak Kunjung Terjadi