Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

15 Tokoh Agama di Papua Sampaikan Pesan Damai untuk Redakan Konflik, Ini Harapan Mereka

saat ini sedikitnya ada 15 tokoh agama di Papua yang terus menyampaikan pesan kedamaian ditengah masyarakat.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in 15 Tokoh Agama di Papua Sampaikan Pesan Damai untuk Redakan Konflik, Ini Harapan Mereka
Kompas Tv https://www.youtube.com/watch?v=u8CZ49jSsC0
Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha dikabarkan gugur saat melakukan kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4/2021) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Persekutuan Gereja Jayapura (PGJJ) di Kabupaten Jayapura, Pendeta Joop Suebu mengajak pemuka dan tokoh agama yang ada di Papua untuk menyampaikan pesan damai.

Menurutnya, saat ini sedikitnya ada 15 tokoh agama di Papua yang terus menyampaikan pesan kedamaian ditengah masyarakat.

"Belasan tokoh agama Papua tersebut berharap, apa yang terjadi di daerah konflik khususnya di Papua dapat diselesaikan dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan," kata Joop Suebu dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Senin (26/4/2021).

Adapun, lima belas tokoh agama tersebut yakni Pdt Dr Lenin Kogoya, Pdt Hiskia Rollo GKI-TP, Pdt Naftali Modouw GKII, Pastor Paulus Tumayang Keuskupan Jayapura, Pdt Joop Suebu Persekutuan Gereja-gereja Jayapura (PGGJ), Pdt Otniel Marini GPDP, Pastor Konstan Bahang Keuskupan Jayapura, Pastor Jhon Djonga Keuskupan Jayapura.

Selain itu, ada juga Pdt Yusman Kogoya Vidi, Pdt Nathan Ayorbaba PGGP, Pdt Fransiskus Esa GGP di Papua, Pdt DR James Wambrauw Persekutuan Gereja-gereja Sekota (PGGS), Pdt Geoge Sorontou GKN Papua, Kornelius Sutriyono Persekutuan Gereja-gereja  Papua (PGGP) dan Pdt Jerry Rahakbauw GPKAI.

Menurutnya, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan aparat pemerintah seperti Kapolda Papua, Pangdam dan aparat pemerintah lainnya guna turut menciptakan rasa aman.

Dirinya sangat menyayangkan bila ada pemuka agama di Papua yang melakukan politik praktis untuk menghasut, membangun sentimen negatif kepada umat atau jemaatnya yang dapat membuat runtuhnya persatuan dan persaudaraan di masyarakat Papua.

Berita Rekomendasi

"Memang dalam alkitab diperbolehkan untuk berpolitik. Tetapi politik yang damai, politik untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat dan membangun Papua ke masa depan," lanjutnya.

Dirinya mengungkapkan, tidak ada politik praktis di gereja, karena gereja memang murni untuk beribadat.

"Intinya kita semua beribadah di gereja, tidak membahas hal-hal lain yang dapat menimbulkan kecemasan jemaat," ujar Joop.

"Kalau ada tokoh atau pemuka agama yang melakukan hal-hal yang bertentangan dan dilakukan di luar gereja, itu sah-sah saja, tapi mereka punya tanggung jawab sendiri-sendiri," katanya

Di kesempatan yang sama, Pendeta Jerry Rahakbauw menuturkan selama ini para tokoh dan pemuka agama menyampaikan ajaran dan kasih dengan hati seperti yang ada di alkitab.

"Harapan para tokoh dan pemuka agama di Papua adalah pembangunan yang merata di seluruh Papua. Tidak hanya infrastruktur saja,  tapi pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus dimajukan," katanya.

"Pembangunan di Papua harus didasari dengan budaya dan tradisi Papua.  Bukan didasari egoisme para pemimpin daerah atau pusat," harapnya.

Baca juga: Kabinda Papua Tewas, Puan: Identifikasi Masalah dan Tenangkan Hati Masyarakat

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas