Sisa Sate Kiriman Perempuan Misterius yang Menewaskan Bocah 10 Tahun Diperiksa
Sisa makanan yang disantap Bandiman, pengemudi ojol, anak dan istrinya diperiksa polisi. Dokter belum bisa memastikan kandungan makanan itu.
Editor: cecep burdansyah
Laporan Wartawan Tribun Jogja: Miftahul Huda, Christi Mahatma, Ardhike Indah, Santo Ari, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Kasus meninggalnya bocah berusia 10 tahun berinisial NFP, warga Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, langsung mendapat perhatian polisi.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto menjelaskan, sisa makanan yang dimakan oleh anak dan ibu itu sedang diperiksa di laboratorium.
“Beberapa saksi masih dalam pemeriksaan,” tuturnya.
Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan bumbu satai yang dikonsumsi korban mengandung racun. Sebab saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan maknanan.
Jajaran Polsek Sewon juga berkoordinasi dengan Polsek Umbulharjo, berkaitan dengan lokasi Bandiman pertama kali menerima order mengantar makanan tersebut.
"Kami belum bisa memastikan (makanan mengandung racun), biar dokter. Sisa makanan sudah kami amankan dan diperiksa, diuji dulu. Petugas bersama puskemas melakukan olah TKP. Kami koordinasi dengan Polsek Umbulharjo," katanya.
Penjelasan polisi
Kompol Suyanto menjelaskan, ayah korban, Bandiman yang membawa satai tersebut. Sebelum membawa satai tersebut pulang ke rumah, Bandiman yang berprofesi sebagai pengemudi ojol menerima pesanan offline.
"Jadi Bandiman mendapat pesanan offline. Di daerah Gayam, Kota Yogyakarta ada seorang perempuan yang datang minta untuk mengantarkan makanan secara offline. Biaya Rp25.000, tetapi oleh perempuan itu diberi Rp30.000," katanya, Senin (26/4).
Baca juga: Sosok Wanita Misterius yang Pesan Sate Beracun Lewat Ojol, Anak Driver Ojol Jadi Korban Meninggal
Bandiman pun langsung mengantarkan makanan tersebut ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan. Sesampainya di alamat tujuan, Bandiman menelepon Tomy yang merupakan penerima makanan tersebut. Namun saat ditelpon, Tomy sedang berada di luar kota.
Tomy juga tidak mengenal sosok pengirim makanan itu, sehingga makanan yang berupa satai tersebut diberikan kepada Bandiman.
"Bandiman kemudian pulang untuk buka puasa. Makanan tersebut dinikmati oleh istri dan kedua anaknya, termasuk korban. Pak Bandiman sama anaknya yang pertama makan dua tusuk sate ayam, tetapi tidak terjadi masalah," terangnya.
"Berdasarkan keterangan bapaknya (Bandiman), ibunya sama anaknya yang kedua yang meninggal itu makan dengan bumbu satai. Kalau yang bapaknya sama anak pertama tidak pakai bumbu. La anak dan istrinya itu merasa pahit sekali, kemudian muntah-muntah, terus jatuh, lalu dibawa ke rumah sakit," urai Suyanto.
Baca juga: Bocah 10 Tahun Mendadak Meninggal Setelah Makan Satai
Sementara itu, NFP dan ibunya diduga memakan satai yang berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
“Betul, NFP memang meninggal karena racun,” ungkap dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4).
Namun, ia mengakui sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di satai itu jika hanya membaca dari berita.
“Kita harus tahu gejalanya dulu. Harus lengkap,” tuturnya lagi.
Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan pada korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Menurutnya, apa yang terjadi menimpa NFP harus menunggu pernyataan resmi dari aparat dan sebaiknya tidak berasumsi. “Tetap harus nunggu dari hasil lab, ya, biar bisa dipastikan,” tandasnya. (maw/ard)