Mahfud MD: Kemajuan Ekonomi Tidak Boleh Dinafikan Meski Korupsi Masih Ada
Mahfud MD membeberkan catatannya tentang angka kemiskinan yang cenderung turun dari masa ke masa
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD membeberkan catatannya tentang angka kemiskinan yang cenderung turun dari masa ke masa sejak era sebelum kemerdekaan hingga masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Menurut Mahfud MD sebelum Indonesia merdeka hampir semua penduduk dalam keadaan miskin.
Namun, begitu Indonesia merdeka dan Presiden Indonesia pertama Seokarno memerintah sampai tahun 66, kata Mahfud, kemiskinan berkurang dari yang dulu mungkin diperkirakan 99% sebelum Indonesia merdeka hingga kejatuhan kepemimpinan Bung Karno yakni sekira 54%.
Setelah Soeharto menggantikan Soekarno, kata Mahfud, pembangunan ekonomi digenjot.
Setelah Soeharto jatuh, kata dia, angka kemiskinan menjadi sekira 18% pada tahun 1997-1998.
Baca juga: Mahfud MD: Regulasi Menyangkut Penyelamatan Aset Masih Tersebar dan Belum Optimal
Setelah era reformasi berjalan dan Presiden berganti, pada akhir masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) angka kemiskinan menjadi sekira 11,9%.
Setelah era Joko Widodo memerintah, kata dia, pada lima tahun pertama angka kemiskinan turun menjadi sekira 9,1% namun karena ada pandemi setahun terakhir ini naik lagi menjadi 9,7%.
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD ketika menyampaikan Key Note Speech dalam acara Tadarus Demokrasi Bertajuk Ekonomi dan Demokrasi yang digelar MMD Initiative, Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: Mahfud MD Bantah Tudingan Pemerintah Tidak Buka Dialog Selesaikan Persoalan di Papua
"Artinya apa? Ada kemajuan meskipun banyak korupsinya. Karena negara Indonesia ini kaya raya kalau dikelola. Meskipun koruptif itu manfaatnya tetap banyak bagi rakyat, apalagi kalu dikelolanya secara bersih dari korupsi," kata Mahfud.
Mahfud juga mengajak masyarakat tidak mengingkari kemajuan-kemajuan tersebut meskipun negara dipersepsikan koruptif dan oligarkis.
Baca juga: Tidak Punya Menu Favorit Buka Puasa, Tapi Mahfud MD Punya Permintaan Khusus Kepada Istrinya
"Tetapi tentu saja kita tidak boleh misalnya, sekarang ini negara kita ini sangat koruptif, oligarkis, dan sebagainya, tidak boleh kita terlalu kecewa karena nyatanya dari waktu ke waktu kita itu mengalami kemajuan. Tentu kehidupan demokrasi kita tetap harus diperbaiki tapi kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama ini juga tidak boleh dinafikan," kata Mahfud.