Mengapa Masyarakat Masih Percaya Babi Ngepet? Pengamat: Yang Modern Zaman, Orangnya Tradisional
Pengamat mengungkapkan alasan mengapa masyarakat masih percaya babi ngepet dan takhayul lainnya.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Pravitri Retno W
"Jadi memanfaatkan teknologi modern untuk penyebaran hal-hal yang sifatnya mistik seperti itu."
Baca juga: Sosok Penuding Isu Babi Ngepet di Mata Warga Desa Ragajaya Bogor
Baca juga: Diusir Warga Usai Tuduh Tetangganya Melakukan Ritual Pesugihan Babi Ngepet
"Ada juga misal beli azimat secara online atau membeli khodam secara online dan sebagainya," ujar Bani.
Isu-isu seperti ini nantinya akan terus berkembang, karena terus berada dalam masyarakat yang kurang terdidik ditambah dengan keadaan ekonomi yang lemah.
Cara agar Masyarakat Tak Mudah Percayai Isu Takhayul
Bani mengatakan, salah satu solusi agar masyarakat tidak mudah percaya isu takhayul adalah dengan adanya sosialisasi.
Bisa dengan penjelasan melalui media massa, bahwa hal tersebut bersifat takhayul dan berupa kebohongan.
"Ya memang harus ada sosialisasi seperti misalnya penjelasan-penjelasan melalui media massa."
"Bahwa hal-hal seperti itu merupakan hal-hal yang bersifat takhayul dan kebohongan."
"Nah diungkap sejelas-jelasnya ternyata seperti kasus di Depok kasus babi ngepet itu kan ternyata rekayasa," tuturnya.
Bani menegaskan masyarakat perlu diberikan edukasi agar tidak mudah percaya dengan hal-hal bersifat takhayul.
Selain itu, jika isu tersebut telah beredar di masyarakat, maka perlu ada komunikasi dengan pemerintah agar isu tersebut tidak semakin berkembang.
Baca juga: Ini Jawaban Ketua RW 10 Desa Ragajaya Bogor Saat Warganya Bikin Isu Pasugihan Babi Ngepet
Baca juga: Tuding Tetangga Babi Ngepet, Bu Wati Sempat Mencak-mencak Saat Diusir Warga, Bahkan Coba Bunuh Diri
Penemuan Babi Ngepet yang Buat Heboh Warga Depok
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, akhir-akhir ini seekor babi menjadi perbincangan publik.
Pasalnya, warga Bedahan, Sawangan, Kota Depok mengaku telah menangkap seekor babi yang disebut babi ngepet.