Anies Baswedan: Saya 100 Persen Produk Pendidikan Indonesia
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya merupakan 100 persen produk pendidikan Indonesia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya merupakan 100 persen produk pendidikan Indonesia.
Dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi, dirinya mengenyam bangku pendidikan di sekolah negeri yang ada di Indonesia, buah dari kebijakan pendidikan yang dibuat para pemimpin bangsa dahulu.
“Saya produk pendidikan Indonesia 100 persen,” kata Anies di Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Minggu (2/5/2021).
“SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri, Kuliah Negeri, 100 persen saya ini produk kurikulum pemerintah Indonesia dan saya bersyukur mendapatkan pendidikan itu hari ini. Apapun yang hari ini dikerjakan disitu ada jejak dari para pendidik kita, ada jejak dari kurikulum yang diterapkan di masanya yang hari ini saya merasakan manfaatnya,” lanjutnya.
Baca juga: Hardiknas, Jokowi Berharap Semangat Belajar Tidak Lunglai di Tengah Pandemi Covid-19
Gubernur DKI itu mengatakan apapun yang ia kerjakan hingga hari ini ada jejak dari para pendidik Indonesia dimasa lalu, ada jejak dari kurikulum yang diterapkan pemerintah di masanya yang hari ini ia dapat merasakan manfaatnya.
“Kita berharap di masa depan, generasi selanjutnya merasakan kebijakan yang kita lakukan dengan tepat,” ujarnya.
Anies Baswedan berharap kebijakan pemerintah pada saat ini benar-benar dapat diambil dengan sebaik-baiknya, karena masa ini menurutnya adalah masa yang sangat krusial.
Baca juga: Hardiknas 2021, Berikut 10 Rekomendasi Film Bertema Pendidikan di Indonesia
Karena dunia saat ini berada di transisi masuk ke abad 21 dengan kemajuan teknologi yang luar biasa pesat, sehingga pendidik dan pembuat kebijakan harus mengantisipasi perubahan zaman yang terjadi.
Gap yang terjadi antara pendidik dan peserta didik hari ini dari sisi kemampuan penguasaan teknologi harus segera diatasi.
“Kita harus secara serius mau melakukan penyesuaian,” katanya
Anies Baswedan mengatakan, anak diibaratkan seperti bibit yang bisa tumbuh subur dan tumbuh dengan baik bila ada di media atau tanah yang juga subur dan sehat.
Namun, selain itu menurutnya bibit yang baik tanah yang subur juga harus berada di iklim yang sehat, sehingga akan menumbuhkan tanaman atau pohon yang buah atau segala sesuatunya dapat dipetik dan diambil manfaatnya oleh manusia di kemudian hari.
“Tanahnya subur, bibitnya unggul, tapi jika iklimnya tidak sehat, panas tidak pernah berhenti, tidak pernah ada curah hujan maupun mendung, bibit bisa rusak. Sebaliknya, bibit yang membutuhkan iklim panas, tapi jika hujan terus dia pun tidak bisa tumbuh dan berkembang,” kata Anies.
Baca juga: Hardiknas, Puan Minta Kemendikbud Ristek Cermati Angka Putus Sekolah dan Efektivitas PJJ
“Jadi minimal 3 tadi. Bibitnya baik, tanahnya subur, iklimnya sehat dan sesuai,” lanjutnya.
Eks Menteri Pendidikan itu berujar pendidikan anak dimulai dari rumah dengan pendidikan awal yang baik berasal dari dalam kandungan, kedua adalah sekolah sebagai tempat pertumbuhan dan rumah, yang ketiga adalah kebijakan pemerintah.
Sama seperti bibit, Anies menegaskan bila kebijakan pendidikan dari pemerintahnya baik, maka anak yang lahir akan mendapatkan akses pendidikan yang baik yang bermanfaat bagi masyarakat dimasa yang akan datang.
Dan saat itu pemerintah akan mensyukuri kebijakan yang telah dibuat, apabila kebijakannya tepat.
“Saya berharap ini jadi kesadaran bagi kita semua bahwa prosesnya panjang dan tidak singkat. Tapi saya yakin, insya Allah ini akan menghadirkan kemajuan bagi kita semua,” katanya.