Saat Dikirimi Sate Beracun, Polisi di Tuban Sedang Tugas di Luar Rumah, Berikut Cerita Lengkapnya
Adapun sate beracun itu menewaskan seorang bocah 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya yang merupakan anak driver ojek online.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Aiptu Tomi, polisi penyidik di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta sedang menangkap penjahat saat paket sate beracun dikirim ke rumahnya.
Hal itu bila mengacu dari keterangan Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro yang mengomentari terkait kasus tersebut.
Diketahui, pengirim paket sate beracun itu tealah terungkap.
Pelakunya adalah Nani Apriliani Nurjaman alias NA (25) yang melakukan hal tersebut karena didasari motif asmara.
Adapun sate beracun itu menewaskan seorang bocah 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya yang merupakan anak driver ojek online.
Purwadi mengatakan bahwa Aiptu Tomi yang merupakan penyidik senior di Polresta Yogyakarta adalah sosok yang rajin.
Dia menyebutkan bahwa beberapa hari lalu Aiptu Tomi ikut dalam penangkapan kasus kejahatan yang baru saja diungkap jajaran Satreskrim Yogyakarta.
"Bagus, rajin. Kemarin juga baru ungkap kasus kriminal. Tanggal berapa itu ya, yang dirilis kemarin. Itu kan T ikut mengejar," ujar Purwadi, Senin (3/5/2021).
Bila mengacu pernyataan tersebut, besar kemungkinan Aiptu Tomi sedang mengejar penjahat saat paket berisi sate beracun yang dikirim NA dikirim ke rumahnya.
Baca juga: Sosok Polisi T yang Diincar Pelaku Sate Beracun Nani Apriliani Nurjaman
Sebab, sate tersebut dikirim driver ojek online bernama Bandiman ke alamat Aiptu Tomi pada Minggu (25/4/2021).
Sedangkan pengungkapan kasus kriminal terakhir yang dilakukan jajaran Satreskrim Yogyakarta pada Kamis (29/4/2021) yakni kasus pencurian motor yang ditangkap pada Sabtu (24/4/2021).
Purwadi sendiri enggan berkomentar terlalu detil atas kasus sate beracun yang ditargetkan kepada Aiptu Tomi.
"Harus didudukkan dulu tergantung motifnya. Pribadi atau dinas, kalau pribadi kami tidak bisa ikut campur. Kalau dinas pasti sudah ada SOP nya," katanya.
Kronologi Sate Salah Sasaran
NFP, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta meninggal dunia setelah mengonsumsi bumbu sate.
Berdasarkan keterangan dari ayah korban dan polisi, berikut kronologi meninggalnya siswa SD tersebut.
Ayah korban NFP, Bandiman berprofesi sebagai pengemudi ojek online.
Ketika itu Bandi habis istirahat dan seusai menunaikan salat Assar di salah satu masjid di Kota Yogyakarta.
Bandi kemudian dihampiri oleh perempuan tak dikenal.
Dia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke rumah seseorang bernama Pak Tomy.
Alamat Tomy yang akan dikirim paket sate berada di wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
Namun perempuan yang minta tolong untuk mengantarkan paket itu tidak menggunakan aplikasi ojek online.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya."
"Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke Pak Tomy.
"Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi ojol," jelasnya.
Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama Pak Hamid," ungkap dia.
Singkat cerita, sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy.
Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.
Baca juga: Adik Kandung Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kombes Pol Zulfikar Tarius Meninggal Dunia
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.
Sesampainya di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman.
Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut. Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh di bumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit."
"Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik, Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawa NFP sudah tak tertolong lagi.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," ujarnya.
Pelaku NA kini telah dibekuk
Dia adalah warga asal Majalengka, Jawa Barat yang tinggal di Yogyakarta.
Akibat perbuatannya, Naba tewas usai memakan sate beracun tersebut.
Padahal, sate beracun itu sengaja dikirim pelaku dengan tujuannya adalah Aiptu Tomi, polisi yang berdinas di Polresta Yogyakarta yang disebut pernah menjalin asmara dengannya.
Tersangka sempat memiliki hubungan khusus dengan Tomi.
Namun Tomi menikah dengan perempuan lain.
Hal itu membuat NA sakit hati dan berencana membunuhnya dengan cara diracun lewat sate yang dikirimnya.
NFP meninggal setelah memakan sate yang dibawa ayahnya, Bandiman.
Sebelum sate tersebut dibawa pulang, Bandiman yang merupakan pengemudi ojek online menerima pesanan offline dari tersangka.
Tersangka meminta Bandiman mengirimkan makanan ke rumah seseorang bernama Tomy di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
Namun saat itu Tomy tidak ada di lokasi.
Saat dikonfirmasi oleh Bandiman, Tomy tidak merasa memesan makanan tersebut dan merasa tidak mengenal pengirim.
Sate tersebut lantas diberikan kepada Bandiman.
"Tersangka memakai nama orang lain, H. Tetapi nama tersebut fiktif, random," katanya saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (03/05/2021).
Prestasi Aiptu Tomi
Dikutip TribunJakarta.com dari website resmi Polda DIY, Aiptu Tomi pernah mendapat penghargaan dari Kapolda DIY.
Penghargaan itu diterima Aiptu Tomi pada Tahun 2017 silam bersama 11 anggota Satreskrim Polresta Yogyakarta yang berhasil mengungkap pencurian di Hotel Tentrem dalam kurun waktu kurang dari dua jam.
Penghargaan itu diberikan Kapolda DIY kala itu Brigjen Ahmad Dofiri.
Selain kasus itu, ada sejumlah kasus menonjol lainnya yang pernah diungkap Aiptu Tomi.
Di antaranya kasus perampokan ATM dan senjata api ilegal.
Dir Reskrimmum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya (Baju Putih) dan tersangka NA (di kanan) di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021). Terjawab motif gadis muda tersebut nekat kirim paket sate sianida. (Kompas/ Markus Yuwono)
Saat ini, Aiptu Tomi merupakan penyidik senior di Satreskrim Polresta Yogyakarta.
Informasi itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja kepada Tribunjogja.com, Minggu (2/5/2021).
"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelasnya.
Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani.
Saat ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh Tomi, Timbul belum memastikan lebih lanjut.
"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul.
Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, Tomi dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.
Ia cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya, yang pada akhirnya justru salah sasaran dan menelan korban bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya, Warga Bangunharjo, Sewon, Bantul.
"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta.
"Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun ya itu kewenangan penyidik yang menangani," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Misteri Paket Sate Bakar di Bantul, Anak Pengemudi Ojol Meninggal, Pengirimnya Order Offline
Artikel ini telah disarikan dari Tribun Jogja dengan topik Paket Makanan Misterius Berujung Maut