Awas, Pembakar Hutan Kini Bisa Terpantau CCTV Canggih dengan Jangkauan Luas
Upaya pencegahan karhutla, pemerintah dan penegak hukum pasang CCTV cangggih untuk melacak para pelaku pembakaran hutan atau lahan.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah bersama aparat penegak hukum mulai memasang CCTV canggih untuk melacak pelaku pembakaran hutan atau lahan.
CCTV tersebut akan ditempatkan di daerah rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Demikian disampaikan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono usai penandatanganan peraturan bersama antara Kementerian LHK, Polri, dan Kejaksaan Agung tentang penegakan hukum terpadu tindak pidana kebakaran hutan dan/atau lahan.
Baca juga: Menteri LHK Ingatkan Antisipasi Pencegahan Karhutla di Momen Ramadhan
Menurut Argo, pihaknya sepakat terus meningkatkan upaya pencegahan adanya kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Satu di antaranya dengan memasang CCTV.
"Kami memasang CCTV yang ada radius, jarak zoom, kami bisa liat pembakar hutan yang tidak tertangkap tangan. Kita bisa melihat siapa pelakunya di sana jadi bisa ngezoom, bisa berputar 360 derajat," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (6/5/2021).
Argo menyampaikan pemerintah bersama penegak hukum akan mengkomunikasikan pemasangan CCTV ini dengan PT Telkom Indonesia.
Namun, ia tidak menjelaskan titik-titik lokasi yang bakal dipasang rekaman CCTV untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
"Ada beberapa titik yang kita komunikasikan dengan Telkom, dari instansi lain. Ini bagian dari pencegahan," ujar dia.
Baca juga: Menteri Siti Nurbaya Berharap Tak Ada Duet Bencana di Riau, Covid-19 dan Karhutla
Selain pemasangan alat pantau, pihaknya akan membuka posko terpadu hingga patroli rutin untuk mencegah adanya pembakaran hutan.
Namun, tentunya dengan mengedepankan teknologi informasi.
"Teknologi yang kita gunakan untuk mempermudah karena kita lihat bahwa hutan luas sekali areanya sehingga kita harus menggunakan teknologi yang kita punya. Kita laksanakan sehingga nanti untuk mengetahui titik api pakai teknologi," jelas dia.
Kemudian, kata Argo, nantinya akan ada embung dan kanal yang dibuat Kementerian terkait untuk mengantisipasi kebakaran.
"Jaraknya berapa, debit airnya berapa. Nanti kita juga tahu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan kita sosialisasi, kemudian musim kemarau ini lah yang kita jaga jangan sampai ada kebakaran hutan lagi," ungkap dia.
Polri juga menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan sejatinya telah menurun dari 2019-2020.
Dalam kurun waktu itu, penurunan mencapai hingga 81 persen terkait titik api maupun luas lahan yang terbakar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.