Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anis Matta: Poros Islam Hanya akan Membuat Masyarakat Kian Terbelah

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan koalisi poros Islam hanya akan membuat masyarakat semakin terbelah. 

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Anis Matta: Poros Islam Hanya akan Membuat Masyarakat Kian Terbelah
IST
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA—Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan koalisi poros Islam hanya akan membuat masyarakat semakin terbelah. 

Pembentukan poros tengah pada periode awal reformasi menjadi satu pengalaman pembelajaran berarti.

“Menurut saya ada persoalan yang jauh lebih signifikan daripada sekedar ide koalisi poros Islam. Ide ini menurut saya hanya akan memperdalam pembelahan yang sedang terjadi di masyarakat,” ujar mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini daam Diskusi  Virtual Moya Institute ‘Prospek Poros Islam dalam Konstestasi 2021, Jumat (7/5/2021).

Memang, Anis Matta katakan, dalam sejarah pernah terbentuk poros tengah pada masa reformasi dengan salah satu hasilnya adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden.

Baca juga: Anis Matta Ungkap Perbedaan Partai Gelora dengan PKS

Namun konsolidasi politik poros tengah itu juga lah akhirnya menurunkan Gus Dur dari Presiden.

“Cara kita merespon dengan mengusulkan ide pembentukan poros Islam ini hanya akan membuat kita masuk dalam konfrontasi yang merusak bangunan rumah besar Indonesia,” ucap mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Berita Rekomendasi

“Itu sebabnya saya melihat, kenapa misalnya, pengalaman pembentukan poros tengah itu sukses menghadirkan presiden tetapi pada dasarnya tidak sukses membawa arah baru bagi Indonesia. Tetapi sebagai konsolidasi politik pada waktu itu sukses, cuma kan pada akhirnya poros yang sama juga yang kemudian menurunkan Gus Dur,” jelas Anis Matta

Dia menegaskan konsolidasi politik hanya akan berhenti begitu sampai pada hasil politik (output).

Tetapi jika perjalanan output politik tidak bagus untuk semua, maka, tegas dia, konsolidasi politik itu akan bubar.

Baca juga: Anis Matta: Perempuan akan Semakin Eksis di Pemilu 2024

“Model koalisi seperti ini yang berbasis pada pengelompokan lama ini sangat tidak produktif bagi masa depan,” ujarnya.

Bercermin pada pengalaman masa lalu, menurut dia, elite seharusnya menyatukan masyarakat seperti saat semua masyarakat Indonesia bersatu menjelang kemerdekaan dulu.

“Sekarang yang diperlukan adalah  blending politik baru yang berbasis pada pendalaman pada arah baru bagi negara kita. Saya ingin menyebut ini sebagai arah sejarah baru. Kira-kira situasinya seperti situasi yang kita hadapi menjelang kemerdekaan, kita perlu satu kata yang menyatukan kita semuanya, seperti dulu namanya merdeka,” tegasnya.

“Yang kita perlukan sekarang ini adalah perjuangan semodel menjelang kita merdeka, dimana kita membutuhkan ide-ide yang genuine, ide-ide yang original yang menentukan peta jalan sejarah kita menuju satu titik yang sama pada waktu itu merdeka,” jelasnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas