Viral di Medsos Setelah Dipromosikan Jokowi, Apa Itu Bipang Ambawang? Kenapa Jadi Kontroversial?
Hari ini, media sosial tengah ramai dengan perguncingan soal kata 'bipang' yang dikaitkan dengan pernyataan Jokowi.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, media sosial tengah ramai dengan perguncingan soal kata 'bipang'.
Hal ini menyusul beredarnya video pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mempromosikan bipang Ambawang, Kalimantan Barat.
Potongan video Jokowi itu ramai di Twitter.
Kata "bipang" bahkan menjadi trending topic di media sosial tersebut.
Bipang bisa berupa kue beras dan ada pula bipang babi panggang.
Namun, narasi yang beredar di media sosial adalah bipang babi panggang.
Netizen banyak yang menyoroti bipang yang dinarasikan sebagai babi panggang yang termasuk makanan haram bagi umat Islam.
Baca juga: Jubir Presiden Jelaskan soal Bipang yang Dimaksud Jokowi
Berawal dari Pernyataan jokowi
Adapun sebelumnya potongan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat Indonesia untuk belanja online viral di media sosial.
Menurut Jokowi, semua makanan khas daerah bisa dipesan online sehingga masyarakat tak perlu mudik ke kapung halaman.
Hanya saja, dalam video itu Jokowi menyebut Bipang Ambawang asal Kalimantan sebagai salah satunya.
"Untuk bapak ibu dan saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya tinggal pesan, dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," kata Jokowi dalam tersebut.
Baca juga: Maman Imanulhaq Protes Keras Promosi Jokowi Soal Bipang Ambawang
Penjelasan Kementerian Perdagangan
Setelah ditelusuri, video tersebut rupanya merupakan potongan video pidato Jokowi yang diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021.
Video bertajuk '05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia' itu berisi acara peringatan bangga dengan produk lokal.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, dalam konteks secara keseluruhan, pernyataan Presiden dalam video itu untuk mengajak masyarakat Indonesia mencintai dan membeli produk lokal.
Lutfi juga mengingatkan bahwa pada 13-14 Mei 2021 adalah libur Hari Raya Idulfitri dan 13 Mei 2021 juga adalah hari libur Kenaikan Yesus Kristus.
Jadi ada dua hari libur keagamaan yang dirayakan dalam waktu yang bersamaan.
Nah, menurut Lutfi, pernyataan Presiden tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner nusantara dari berbagai daerah.
Setiap makanan memiliki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal.
"Jadi sekali lagi kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut untuk mempromosikan kuliner nusantara yang memang sangat beragam. Tentu kuliner tersebut dikonsumsi, disukai, dan dicintai oleh berbagai kelompok masyarakat yang juga beragam," jelas Lutfi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/5/2021).
Apa Itu Bipang Ambawang?
Dilansir dari Wikipedia, Bipang Ambawang adalah makanan khas Kalimantan yang dibuat dari olahan daging babi panggang.
DIlansir instagram @bipangambawang berikut penampilan kuliner ini.
Dilansir dari akun tersebut, bipang ambawang adalah babi panggang khas Dayak, Kalimantan Barat, yang dalam memasaknya menggunakan babi muda yang berumur 3-5 bulan, dipanggang secara tradisional di atas tungku arang.
Jadi ini adalah kuliner anak babi.
Makanan ini juga bisa dipesan utuh satu babi, seperti tampak dalam postingan ini
Bipang Ambawang berlokasi di Jalan Trans Kalimantan Km. 23, Kalimantan Barat.
Persisnya ada di dekat rumah retret Costantini, sekitar 50 meter sebelumnya jika datang dari arah Pontianak, di sebelah kiri jalan.
Kenapa Jadi Kontroversi?
Bukan tanpa alasan, meski penyebutan makanan khas Kalimantan, Bipang Ambangan ini adalah salah satu kuliner khas daerah tersebut.
Namun pernyataan soal Bipang Ambawang ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam momen lebaran.
Hal itulah yang menjadi awal hebohnya pernyataan orang nomor satu di Tanah Air ini soal kuliner Bipang Ambawang.
Apa yang diungkapkan oleh Jokowi ini pun jadi kontradiksi dengan perayaan lebaran lantaran bahan dasar pembuatan Bipang Ambawang tersebut.
Konteks perayaan lebaran tahun ini yang menyarankan masyarakat yang merantau untuk tidak mudik memang jadi alasan untuk menekan persebaran covid-19.
Oleh karena itu, seperti yang dikatakan Presiden Jokowi untuk sedikit mengatasi rasa rindu terhadap kampung halaman.
Makanan khas yang kini bisa dipesan melalui online memang disebut cukup ampuh untuk sedikit mengatasi kerinduan pada kampung halaman.
Komentar netizen
Netizen di media sosial mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi mempromosikan bipang Ambawang pada saat menjelang Lebaran.
"Waduh siapa sih yang bikin narasi untuk oleh² mudik "Bipang Ambawang" ? Gila ente bro, kepala negara Lo buat promosi kuliner "Babi Panggang" dalam suasana mudik lebaran," kata akun @Nicho_Silalahi.
"Ngomong pesan Bipang (babi panggang) dalam konteks liburan lebaran tentu kurang elok. Tapi jangan lupa juga ada libur kenaikan Isa al Masih. Artinya, menyebut Bipang dalam konteks ini tentu bisa dipahami. Kelirunya itu gak semua konteks liburan disebutkan sedari awal. Heboh deh," timpal akun @na_dirs.
"Hemat saya, bisa dipahami seorang Presiden mengajak membeli bipang, sejauh ajakan itu ditujukan untuk warganya yg tak mengharamkannya. Bukankah warganya tak semuanya muslim?" cuit @na_dirs.
“Saya sangat menyayangkan statement Jokowi yang menyebut Bipang Ambawang sebagai salah satu kuliner yang perlu dipesan lewat online saat Lebaran yang saat ini tidak boleh mudik," ujar Maman Imanulhaq, Mantan Direktur TKN Jokowi Amin ini, Sabtu (8/5/2021).
Anggota Komisi 8 DPR RI ini mengaku terkejut atas pidato di video tersebut.
"Bagaimana mungkin dalam konteks ucapan lebaran, imbauan jangan mudik dan oleh-oleh khas lebaran sangat tidak etis Presiden malah menyebutkan makanan yang haram dikonsumsi umat Islam," kata Maman.
Maman menjelaskan, Bipang Ambawang, adalah goreng babi yang terkenal lezat.
"Tapi apapun jenis kulinernya, yang berbahan bahkan ada unsur babi nya itu adalah haram. Tidak boleh dikonsumsi. Tidak boleh dipakai," kata dia
Maman juga meminta Presiden mengevaluasi Tim komunikasi. Hal yang sensitif seperti ini jangan sampai merusak reputasi Presiden.
“Pembuat brief dan teks dalam pidato Presiden adalah pihak yang paling bertanggung jawab”, tegas tokoh Muda NU ini.
Sumber: Tribun Timur/Kompas.TV/Tribunnews.com