Penanganan Covid dan Keberhasilan Program Vaksinasi Jadi Kunci Akselerasi Ekonomi Nasional
Anggota DPR RI Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai ekonomi Indonesia masih terjebak dalam kondisi resesi ekonomi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) meliris pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 masih mengalami kontraksi minus 0,74 persen.
Anggota DPR RI Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai, hal itu menunjukkan ekonomi Indonesia masih terjebak dalam kondisi resesi ekonomi.
Menurutnya, konsumsi rumah tangga yang lesu dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), serta berbagai masalah dalam pencairan dana program perlindungan sosial menjadi faktor penyumbang minusnya pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021.
Baca juga: Target Ekonomi Tumbuh 7 persen di Kuartal II, Pimpinan DPR Ingatkan Pemerintah Soal Ini
"Struktur ekonomi secara keseluruhan belum berubah sama sekali seperti sektor transportasi, perhotelan, dan restoran tetap berada pada zona bertahan hidup (survival zone)," kata Guspardi kepada wartawan, Selasa (18/5/2021).
Data sementara yang disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 30 April 2021 sebesar Rp 155,63 triliun atau 22,3 persen dari total anggaran sebesar Rp 699,43 triliun.
Guspardi mengatakan, pemerintah perlu terus melakukan akselerasi belanja dan melakukan percepatan pencairan paket stimulus pemerintah seperti BLT dan bansos model Cash transfer dan program lainnya yang sudah ada dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurutnya, untuk mendorong daya beli masyarakat, Program PEN harus terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
"Selain itu, transformasi sektor digital perlu didorong karena di tengah pandemi dengan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) sebagian besar masyarakat bergeser ke digital," ucap Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Sumbar ini.
"Menggenjot ekspor dan investasi juga mesti terus ditingkatkan. Pasalnya, kedua indikator ini mempunyai kontribusi penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya ketika konsumsi rumah tangga, penyumbang ekonomi terbesar tengah tertekan," lanjut Anggota Komisi II DPR RI itu.
Guspardi menegaskan, selain stimulus fiskal, yang lebih penting adalah penanganan dan kebijakan yang tepat untuk pengendalian pandemi Covid-19.
Baca juga: Airlangga Hartarto Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 7 Persen di Kuartal II 2021
Pelaksanaan vaksinasi sampai 27 April 2021 baru terealisasi 27,14 persen dari target 70 juta orang pada Juli 2021.
"Penanganan pandemi yang lebih fokus dan serius dengan memastikan program vaksinasi yang massif kepada masyarakat mesti terus tingkatkan dan menjadi kunci untuk mengakselerisasi pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
"Jika Covid-19 bisa dikendalikan hal ini bisa menjadi momentum untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional. Tentu kami berharap, ke depan pandemi Covid-19 segera berlalu dan memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi Indonesia semakin lebih baik," pungkasnya.