Vaksin Sinopharm Lolos Standar WHO, Efikasi Sebesar 78 Persen, Kipi Bersifat Ringan
Vaksin Sinopharm juga merupakan vaksin pertama yang dilengkapi dengan pemantau suhu pada botolnya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin Sinopharm mulai dikembangkan pada awal 2020 oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), perusahaan farmasi milik pemerintah China.
Vaksin covid-19 buatan Sinopharm ini diberi nama BBIBP-Corv.
Melansir dari Organisasi Kesehatan Dibuat atau WHO, vaksin Covid-19 buatan Sinopharm berjenis inactivated vaccine yang disebut SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell).
Vaksin berjenis inactivated menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan terhadap virus.
Cara ini diyakini dapat menghilangkan risiko respons penyakit yang serius.
Baca juga: 2.000 Karyawan Coca-Cola Terima Vaksin Gotong Royong
Baca juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi Gotong Royong, Unilever Jadi Penerima Pertama Tahap 1
WHO juga mengatakan, vaksin Sinopharm juga merupakan vaksin pertama yang dilengkapi dengan pemantau suhu pada botolnya.
Stiker kecil pada botol vaksin akan berubah warna saat vaksin terkena panas, dan memberi tahu petugas kesehatan apakah vaksin tersebut dapat digunakan dengan aman.
Dalam konferensi pers secara virtual pada 30 April 2021 lalu, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, hasil uji klinis tahap ketiga menunjukkan bahwa efikasi vaksin Sinopharm adalah sebesar 78%.
Jumlah ini sudah melampaui standar efikasi minimal yang ditetapkan oleh WHO, yaitu sebesar 50%.
Pengujian vaksin Sinopharm telah dilakukan di sejumlah negara selain China, antara lain Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, dan Argentina.
Baca juga: Kesulitan Vaksinasi di Jepang dan Cuti Kantor Setelah Divaksinasi
"Studi klinik fase III yang telah dilakukan Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain dengan subyek sekitar 42.000 orang menunjukkan efikasi vaksin sebesar 78 persen," kata Penny dalam siaran pers, Selasa (18/5/2021).
Lebih lanjut Penny menjelaskan, hasil uji klinis juga menunjukkan tingkat imunogenositas vaksin tersebut adalah 14 hari setelah suntikan kedua dan netralisasi antibodi yakni 99,92 persen untuk dewasa dan lansia 100 persen.
Keunggulan lainnya dari vaksin Covid-19 buatan Sinopharm ini dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat Celsius sehingga sangat cocok untuk pengaturan sumberdaya rendah.
Penny K. Lukito juga menambahkan, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari vaksin Sinopharm bersifat ringan.
"Seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk. Jadi dari aspek keamanan adalah baik kategorinya, dapat ditoleransi dengan baik," katanya lagi.
Untuk dosisnya berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19.
Vaksin Covid-19 harus diberikan dengan jumlah dosis dan takaran yang sesuai rekomendasi.
Vaksin Sinopharm disuntikkan sebanyak 2 kali dengan jarak 21 sampai 28 hari.
Dosis yang diberikan dalam sekali suntik adalah 0,5 ml. Vaksin Sinopharm disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) di lengan atas dengan alat suntik sekali pakai.