Menlu RI Bertolak ke New York Hadiri Agenda PBB Bahas Situasi Timur Tengah dan Palestina
Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina yang telah memakan ratusan korban jiwa, termasuk wanita dan an
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beredar kabar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bertolak ke New York, Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri agenda PBB.
Kabar itu dibenarkan oleh Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah yang menyatakan bahwa Menlu akan menghadiri agenda yang membahas situasi di Timur Tengah dan juga situasi Palestina.
“Betul, Ibu Menlu menuju New York dini hari tadi untuk hadiri General Assembly Joint Debate under agenda item 37 (the Situation in Middle East) and 38 (the Question of Palestine),” kata Dubes Faizasyah saat dihubungi, Rabu (19/5/2021).
Sumber VOA dari PBB mengatakan pertemuan tersebut akan berlangsung hari Kamis (20/5/2021).
Menlu Retno saat menghadiri pertemuan darurat negara-negara yang tergabung dalam organisasi kerja sama Islam (OKI), Minggu (16/5/2021) menyatakan secara tegas bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina yang telah memakan ratusan korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak.
“Kita semua tidak boleh lupa bahwa Palestina adalah satu-satunya negara yang masih diduduki oleh kekuatan kolonial di dunia ini. Semua penderitaan Palestina disebabkan oleh Israel sebagai occupying power,” kata Menlu.
Menlu yang mewakili Indonesia juga menuntut langkah konkrit Dewan Keamanan PBB atas kekerasan dan pelanggaran hukum internasional.
“Dan bila DK PBB gagal, maka SMU PBB harus melakukan Pertemuan Darurat,” tegasnya.
Baca juga: Israel Kembali Tutup Perbatasan Gaza dan Hentikan Pengiriman Bantuan Internasional
Di OKI, Menlu mengusulkan 3 langkah kunci untuk membantu Palestina, yakni dengan memastikan adanya persatuan baik antar negara OKI maupun pemangku kepentingan di Palestina.
Retno juga meminta agar OKI berupaya menciptakan gencatan senjata, penghentian kekerasan, dan pengoptimalan pengaruh yang dimiliki masing-masing negara, serta fokus membantu kemerdekaan Palestina.
“Mudah-mudahan upaya kita membantu rakyat Palestina menghadirkan keadilan bagi mereka dapat membuahkan hasil yang maksimal,” ujarnya.