Demi Calon Jamaah Haji, Nusron Minta Pemerintah Dapatkan Sertifikasi WHO untuk Vaksin Sinovac
Sebab, kepastian itu berkaitan dengan nasib calon jamaah haji asal Indonesia, yang mayoritas mendapatkan vaksin Sinovac.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Nusron Wahid dari Fraksi Partai Golkar Nusron Wahid meminta pemerintah dan Bio Farma untuk mengoptimalkan diplomasi dan usaha keras untuk memastikan Vaksis Sinovac segera mendapatkan sertivikasi dari WHO.
Sebab, kepastian itu berkaitan dengan nasib calon jamaah haji asal Indonesia, yang mayoritas mendapatkan vaksin Sinovac.
Sementara di sisi lain, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sudah mengumumkan bahwa musim haji tahun ini dibuka dengan kuota terbatas.
“Beberapa negara sudah dikasih tahu alokasi kuotanya. Namun sampai saat ini, Indonesia belum dapat alokasi kuota, yang disebabkan karena vaksin Sinovac yang dipakai Indonesia belum dapat sertifikasi dari WHO,” kata Nusron Wahid dalam Rapat Dengar Pendapar (RDP) dengan Dirut Bio Farma Holding Honesti Basyir di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (25/5/2021).
Baca juga: Arab Saudi Buka Kuota 60 Ribu Jemaah: Ini Sejumlah Protokol dan Ketentuan Ibadah Haji 2021
Menurut mantan Ketua Umum GP Ansor ini, sungguh ironis kalau sampai umat Islam di luar Indonesia bisa berangkat haji, sementara muslim Indonesia tidak bisa berangkat karena pilihan vaksin yang dibeli pemerintah tidak diakui atau belum mendapatkan sertivikasi dari WHO.
"Ini akan jadi masalah serius, sebab yang memilih vaksin bukan umat Islam Indonesia, tapi pemerintah dan Bio Farma. Akan jadi ironis dan tragis kalau sudah mahal-mahal dibeli dengan dana negara, ternyata tidak juga memudahkan umat untuk bisa naik haji,” terang tokoh NU ini.
Karena itu, Nusron meminta agar pemerintah dan Bio Farma segera mengusahakan agar vaksin Sinovac segera mendapat sertifikasi dari WHO.
Sebab, kalau tidak segera mendapatkan setivikasi WHO dan kemudian imbasnya Indonesia tidak mendaapatkan kuota haji maka akan menjadi tsunami opini dan diskriminasi.
“Sebaliknya, kalau sertifikasi WHO segera keluar, ini akan bisa dijadikan sebagai alat atau sarana diplomasi agar sebagian umat Islam masih bisa naik haji seperti Negara-negara lain,” ungkap Nusron.
Sementara itu, Honest mengungkapkan, diperkirakan pekan satu atau dua pekan ke depan diharapkan vaksin Sinovac sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO.
“Kita sudah berusaha maksimal dan akan kita push agar vaksin Sinovac bisa diterima di Pemerintah Arah Saudi,” katanya.