Pengamat P3S Sebut Kesalahan Fatal Jika PDIP Tak Mengakomodasi Ganjar di 2024
Pengamat nilai kisruh dinamika internal di PDIP antara Puan dan Ganjar adalah upaya Puan menjegal Ganjar untuk maju Pilpres 2024.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Political and Policy Public Studies (P3S) Jerry Massie menilai dinamika internal PDI Perjuangan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Purnomo lantaran kepanikan dari Puan sendiri.
"Setiap kali survei nama Ganjar di atas kertas baik elektabilitas dan popularitas nama Ganjar masih unggul jauh, sedangkan Puan terseok-seok," kata Jerry dalam siaran persnya kepada Tribunnews, Selasa (25/5/2021).
Maka tak heran, Jerry mengatakan bahwa kisruh ini adalah upaya Puan menjegal Ganjar untuk maju Pilpres 2024.
"Dan memang sebuah kesalahan fatal jika PDIP tak mengakomodasi Ganjar. Puan masih jauh jika head to head dengan Ganjar," katanya.
Baca juga: Pengamat soal Sikap PDIP yang Kucilkan Ganjar Pranowo: Seolah Mulai Menutup Pintu Rapat-rapat
Pasalnya, dilanjutkan Jerry, Ganjar bisa dilirik partai lain yang satu koalisi dengan PDIP saat ini atau bahkan yang berada di oposisi
"Ganjar bisa dilirik Nasdem dan Demokrat, bahkan Partai Golkar. Dengan tak diundangnya Ganjar ini sebuah sinyal bahwa PDIP tak akan mengusung Ganjar Pranowo," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara PDI Perjuangan (PDIP) di Panti Marhaen, Kantor DPD PDIP Jateng, Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021) menjadi sorotan.
Padahal seluruh kepala daerah, baik bupati dan wali kota serta wakil, yang merupakan kader PDI Perjuangan se-Jawa Tengah hadir dalam acara pengarahan yang diberikan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.
Pengarahan tersebut dilakukan bertepatan dengan puncak rangkaian acara HUT ke-48 PDI Perjuangan.
Baca juga: Puan Sebut Pemimpin Ada di Lapangan Bukan di Sosmed, Ganjar: Saya Bermedsos Sejak di DPR
Puan yang merupakan putri Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri ini memberi pengarahan kader untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.
Tidak hanya kader dari eksekutif, kader dari legislatif dan struktur partai pun diundang.
Namun, dalam acara, tidak tampak Gubernur Jateng yang juga merupakan kader PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Dalam undangan yang tersebar, tertulis susunan acara atau agenda antara lain arahan Puan Maharani kepada seluruh kader partai Jateng secara tatap muka yang diikuti: DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Provinsi Jateng, kepala daerah, dan wakil kader se-Jateng.
Dalam akhiran tulisan peserta tatap muka tersebut, tertulis 'Kecuali Gubernur'.
Baca juga: Relawan Jokowi Jagokan Duet Ganjar-Sandiaga di Pilpres 2024, Disebut Duet Maut Nasionalis-Religius
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto membenarkan semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali gubernur.
Ia pun mengungkapkan alasan tidak diundangnya orang nomor satu di Jateng tersebut.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan atau kebablasan). Yen kowe pinter, ojo keminter," kata Bambang Wuryanto, dalam pernyataan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Minggu (23/5/2021).
Menurutnya, DPD PDI Perjuangan Jateng berseberangan dengan sikap Ganjar Pranowo perihal langkah pencapresan di 2024.
Ia menyebut dengan terang-terangan, Ganjar terlalu berambisi maju dalam Pilpres 2024 sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Karena perbedaan pendapat itu, Ganjar sebagai Gubernur Jateng tak diundang dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Profil Bambang Pacul, Orang Dekat Puan yang Pertama Kali Sebut Ganjar Kelewatan & Tak Diundang Rapat
Padahal semua kepala daerah dan wakilnya dari partai berlambang kepala banteng itu hadir secara langsung.
Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.
Di sisi lain, itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.
"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos (sudah saya kasih kode, tapi malah tambah kebablasan). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya,'' tegasnya.