Profil Ustaz Adi Hidayat yang Ancam Laporkan Kasus Fitnah Donasi Palestina
Baru-baru ini, nama Ustaz Adi Hidayat menjadi sorotan saat akan melaporkan dugaan fitnah pendukung Jokowi, Eko Kuntadhi
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, nama Ustaz Adi Hidayat menjadi sorotan.
Ia mengancam akan melaporkan pihak-pihak yang memfitnah dan mencemarkan nama baiknya terkait donasi untuk Palestina.
Sebelumnya, Ustadz Adi Hidayat disebut merasa difitnah atas cuitan pegiat media sosial, Eko Kunthadi di Twitter atas donasi yang digalakkan UAH dan sejumlah aktivis Islam tanah air.
Adi Hidayat mengaku akan bertindak tegas dan mempolisikan orang-orang yang menurutnya telah memfitnah dirinya.
Lantas siapa sebenarnya Ustaz Adi Hidayat?
Baca juga: Sosok Eko Kuntadhi, Trending Twitter hingga Terancam Pelaporan Ustaz Adi Hidayat
Inilah profil Ustaz Adi Hidayat yang dirangkum Tribunnews.com:
Mengutip dari TribunnewsWiki.com, Adi Hidayat, Lc., MA. adalah seorang alim ulama asal Indonesia yang menguasai isi kitab suci Alquran beserta letak barisnya.
Pria yang akrab disapa dengan sebutan Ustaz Adi Hidayat ini lahir di Pandeglang, Banten pada 11 September 1984.
Tidak hanya mendalami tentang Alquran, Ustaz Adi juga menguasai ilmu hadis dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya.
Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute dan tiga tahun berikutnya ia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Kinin Ustaz Adi aktif menjadi narasumber keagamaan baik taklim, seminar, dan sebagainya.
Tidak hanya berdakwah, Ustaz Adi Hidayat juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.
Kehidupan Awal
Baca juga: Terseret Konflik Israel- Palestina, Disebut Danai Rudal, Atta Halilintar : Fitnah, Saya Cinta Damai
Ustaz Adi Hidayat memulai pendidikan dini di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik.
Lulus dari pendidikan dini, Ustaz Adi Hidayat melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas 3 dan beralih ke SDN III Pandeglang di kelas 4 hingga 6.
Meski berpindah, Ustaz Adi tetap mengukit prestasi yang sama di kedua sekolah dasar tersebut sebagai siswa terbaik.
Bahkan, Ustaz Adi ditempatkan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang dan menjadi siswa teladan di peringkat pertama.
Dalam proses pendidikan dasar, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan oleh kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang.
Pagi hari ia sekolah umum, siang hingga sore ia sekolah agama.
Di madrasah ini, ia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, lulus dari pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikan menengah Tsanawiyyah hingga Aliyah di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.
Ponpes yang memadukan pendidikan agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.
Pendidikannya di Ponpes inilah yang membuatnya memiliki bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.
Guru utama Ustaz Adi Hidayat adalah Buya KH. Miskun as-Syatibi, orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaannya pada Alquran dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ia meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, hingga Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh Alquran.
Bahkan, di tingkat II Aliyah Ustaz Adi pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna Alquran Yogyakarta.
Ustaz Adi Hidayat juga sering kali dilibatkan oleh pamannya, KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “Konsep ESQ Dalam Alquran” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.
Tahun 2003, ia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas Al-Azhar Kairo hingga akhirnya diterima.
Tahun 2005, ia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya, meskipun harus meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan Alquran, Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan sebagainya.
Ilmu Alquran dan Karier
Baca juga: Klarifikasi Taqy Malik setelah Dituding Gelapkan Dana Sumbangan Untuk Palestina
Di Libya, kecintaannya pada Alquran dan Hadis membuatnya mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.
Selain pendidikan formal, Ustaz Adi juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.
Ustaz Adi belajar Alquran pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). dia juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya).
Adapun di antara guru tafsir Ustaz Adi Hidayat ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).
Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh, Ustaz Adi Hidayat memepelajarinya dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria).
Ustaz Adi Hidayat juga mendalami ilmu lughah melalui Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya.
Sementara ilmu tarikh, dipelajari oleh Usta Adi dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya).
Selain dari para masyayikh tersebut, Ustaz Adi Hidayat juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009, Ustaz Adi Hidayat diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib Jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah.
Ustaz Adi Hidayat juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011, Ustaz Adi kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes Alquran Al-Hikmah Lebak Bulus.
Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.
Pada tahun 2016, Ustaz Adi Hidayat mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Kini, Ustaz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik taklim, seminar, dan sebagainya.
Ustaz Adi Hidayat juga giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.
Karya Tulis
Beberapa karya tulis Ustaz Adi HIdayat antara lain:
- Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010)
- Quantum Arabic Metode Akhyar (tahun 2011)
- Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (tahun 2012)
- Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (tahun 2012)
- Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (tahun 2012)
- Persoalan Hadist-hadist Populer (tahun 2013)
- Ilmu Hadist Praktis (tahun 2013)
- Tuntunan Praktis Idul Adha (tahun 2014)
- Pengantin As-Sunnah (tahun 2014)
- Buku Catatan Penuntut Ilmu (tahun 2015)
- Pedoman Praktis Ilmu Hadist (tahun 2016)
- Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (tahun 2017)
- Muslim Zaman Now (2018)
Awal Mula
Mengutip dari Tribun Timur, pihak Ustadz Adi Hidayat disebut merasa difitnah atas cuitan Eko Kunthadi di Twitter atas donasi yang digalakkan UAH dan sejumlah aktivis Islam tanah air.
Sebelumnya Eko mencuit dua judul berita di akun Twitternya.
“Alhamdulillah. Terkumpul Rp60 M, diserahkan Rp14 M,” demikian isi cuitan Eko Kuntadhi.
Merasa sebagai pihak yang disinggung Eko, Ustadz Adi Hidayat pun tidak tinggal diam.
Dalam video di Youtube-nya, UAH menegaskan bisa saja akan menempuh jalur hukum.
"Kami tidak mengambil sedikit pun. Ini murni untuk diberikan dan mudah-mudahan Allah berikan kelancaran kepada kita semua. Tapi, kami juga ingatkan, hati-hati bagi yang sengaja mencari keributan, ingin memecah belah, bahkan menghadirkan unsur-unsur fitnah, awas hati-hati ya kita pun akan melakukan tindakan tegas dengan menempuh langkah hukum," kata Adi Hidayat.
Di kalimat penutupnya, UAH meminta kepada pemfitnah untuk jangan coba-coba bermain api dengannya.
"Jangan pernah mengganggu singa yang sedang berzikir. Karena saat dia mulai mengaum, anda tidak akan pernah bisa menghentikannya. Terima kasih, Adi Hidayat, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,". kata dia.
(Tribunnews.com/ Chrysnha/Tribunnewswiki.com/Ron/TribunTrimur.com)