Kepala Intel Jenderal Purn Yoga Sugomo Nekat Sarankan Presiden Soeharto Lengser
Pada 1985, saat era Orde Baru kuat-kuatnya, seorang jenderal bintang empat berani menyarakan ke Presiden Soeharto agar lengser. Bagaimana kisahnya?
Penulis: Febby Mahendra
Editor: cecep burdansyah
1. Soeharto sudah mencapai usia 67 tahun pada saat Pemilu 1988 dan secara relaita sudah menjadi kepala negara selama 22 tahun. Dikhawatirkan akan sampai pada tahap jenuh dan lelah.
2. Periode kepemimpinan 1983-1988 menurut Yoga adalah periode puncak keemasan Soeharto. Sesudah itu dikhawatirkan akan mulai melemah.
3. Bisnis Keluarga dan putra-putrinya yang terus membesar bisa menjadi sumber kecemburuan sosial dan sasaran tembak.
4. Sumber dan jaringan informasi serta rekrutmen Soeharto secara alamiah semakin menyempit karena kesenjangan generasi.
Perkenalan Yoga Sugomo dengan Soeharto terjadi ketika ia ditempatkan sebagai perwira di Tetorium IV (Kodam Diponegoro).
Pada saat itu Soeharto ditunjuk menjadi Pangdam Diponegoro. Namun karena dianggap melakukan kesalahan Soeharto disekolahkan di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung, demikian pula Yoga meski dalam kursus yang berbeda.
Soeharto kemudian menjadi Panglima Kostrad. Pada Januari 1965, Yoga yang menjadi atase militer di Yugoslavia ditarik menjadi asisten di Kostrad. Oleh karena itu Yoga dikenal sebagai orang dekat Soeharto, bersama Ali Moertopo. (feb)
Baca juga: Bangsawan Terpidana Mati Suap Sang Algojo: Jangan Ceroboh
*Dikutip dari buku ‘Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar’ Seperti Diceritakan Kepada B Wiwoho dan Banjar Chaeruddin, Penerbit Buku Kompas, 2018