P2G: Vaksinasi Guru Lambat, Pembukaan Sekolah Cenderung Dipaksakan
Jelang pembelajaran tatap muka, P2G menegaskan pemenuhan target vaksinasi tidak dapat ditawar.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Sanusi
"Ini dua hal yang saling berbenturan, di satu sisi jelas angka menunjukkan kita belum siap, tapi kalo memang seperti itu kita harus menyesuaikan diri dengan kemampuan pemerintah," kata Iman.
P2G memahami kekhawatiran learning lost atau ancaman kehilangan pembelajaran dari anak-anak usia sekolah, belum lagi bagi anak tingkat dasar dan usia dini.
Namun diperlukan kordinasi lebih lanjut dengan stakeholder maupun lembaga terkait untuk memastikan pemetaan zona dan pembukaan tidak di buka serentak, serta melihat angka kasus Covid-19 daerah.
Iman menegaskan jika pemerintah bersikukuh membuka pembelajaran tatap muka pada bulan Juli, P2G meminta pemerintah agar vaksinasi tetap dilanjutkan, dipercepat dan membuat pakem protokol kesehatan (Prokes).
"Untuk prokes ini kan daerah terbagi-bagi, ada yang zona merah, kuning, hijau. Ada sekolah yang siap dan tidak siap. Yang tidak siap harus didorong oleh Pemda, institusi terkait agar misalnya dana BOS mereka cepat cair agar bisa belanja thermo gun, handsanitizer, dan lain sebagainya," ujar Iman.
Skema Pembelajaran Tatap Muka Dibuka Mulai Juli, KPAI: Masih Banyak Guru Menolak Divaksin
Sekolah dengan skema pembelajaran tatap muka (PTM) rencananya dibuka pada Juli mendatang.
Namun sebulan jelang dilaksanakannya PTM tersebut, ternyata masih banyak guru yang menolak untuk divaksin.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti menyebut salah satu kasus penolakan tersebut ditemukan di Bengkulu.
Baca juga: Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia Akan Bertemu Sri Sultan Bahas Prioritas Vaksinasi Bagi Lansia
Berdasarkan data KPAI, guru yang sudah disuntik vaksin virus corona (Covid-19) di Bengkulu baru 50 persen.
"Saya koordinasi yang Bengkulu itu kenapa 50 persen angkanya? Ternyata banyak guru menolak divaksin. Itu juga jadi PR ya," ucap Retno dalam konferensi pers, Minggu (6/6/2021).
Baca juga: Belajar Online Tetap Jadi Alternatif Pendidikan Masa Depan
Retno mengungkapkan secara nasional cakupan vaksinasi terhadap guru baru 28 persen dari total 5 juta guru di seluruh Indonesia.
Data tersebut terakhir dimutakhirkan per 31 Mei lalu. Vaksinasi terhadap guru yang paling tinggi berada di DKI Jakarta dengan persentase sebanyak 78 persen.
Retno meminta agar pemerintah daerah dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) perlu meninjau ulang pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Baca juga: KSAL Tekankan Kesejahteraan Anak Didik dan Inovasi dalam Pendidikan di Kodiklatal
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.