P2G: Vaksinasi Guru Lambat, Pembukaan Sekolah Cenderung Dipaksakan
Jelang pembelajaran tatap muka, P2G menegaskan pemenuhan target vaksinasi tidak dapat ditawar.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritisi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) yang terkesan memaksakan kegiatan pembelajaran tatap muka ditengah angka kasus covid-19 yang meningkat.
Perwakilan dari P2G, Iman Zanatul Haeri pada webinar pendidikan yang diselenggarakan Vox Populi mengatakan vaksinasi untuk guru hingga saat ini cendrung berjalan lambat.
Hal ini menjadi ironi menurut Iman, dengan keinginan pemerintah agar sekolah tatap muka bisa dibuka pada tahun ajaran baru.
Baca juga: Survei PGRI: 78 Persen Guru dan 75 Persen Orang Tua Siswa Ingin Pembelajaran Tatap Muka
"Program vaksinasi ini kan dari pemerintah untuk guru, dosen dan tenaga pendidikan. Yang mengatakan 5 juta adalah pemerintah. Artinya pemerintah punya gambaran, apabila target pemerintah tercapai, kemungkinan para dosen dan guru ini bisa membuka sekolah atau lembaga pendidikan lainnya," kata Iman, Minggu (6/6/2021).
Jelang pembelajaran tatap muka, P2G menegaskan pemenuhan target vaksinasi tidak dapat ditawar.
Baca juga: Wakil Ketua Komisi X DPR Dukung Rencana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Walaupun sudah mulai banyak guru yang di vaksin di daerah-daerah, khususnya di kota besar yang mengalami kasus yang tinggi, nyatanya masih banyak guru yang belum di vaksin.
Dari 5 juta yang ditargetkan pemerintah, baru sekitar 900 ribu guru yang divaksin.
"Kita tahu itu (vaksinasi) belum mencapai target pada bulan ini. Malah kemudian mundur sampai bulan Agustus, sampai hari hanya mencapai 900 ribu," lanjut Iman.
Iman mengatakan kendati vaksin bukan jaminan seseorang tidak terpapar virus, tapi vaksin merupakan standar yang sudah ditetapkan pemerintah.
P2G mengapresiasi Kemdikbud Ristek yang telah membuat dashboard yaitu daftar periksa, dimana sekolah-sekolah diuji persyaratannya apakah layak untuk membuka sekolah.
Namun, sekolah yang dinyatakan siap batu 54,41 persen.
Artinya ada sekitar 45 persen sekolah yang belum siap untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
"Kalau ada sekolah yang sampai detik ini belum siap, lantas kenapa harus dibuka di bulan Juli," ujar Iman.