Terumbu Karang Diprediksi Terancam Punah Tahun 2043, Restorasi Dilakukan untuk Mencegahnya
Laut mempunyai potensi yang sangat besar bagi manusia. Tidak hanya sebagai sumber makanan, laut juga dapat menjadi sumber mata pencaharian.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laut mempunyai potensi yang sangat besar bagi manusia. Terutama bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai.
Tidak hanya sebagai sumber makanan, laut juga dapat menjadi sumber mata pencaharian.
Namun, pasokan sumber daya yang berasal dari laut kian menipis disebabkan adanya kerusakan terumbu karang.
Padahal terumbu karang merupakan tempat tinggal bagi para makhluk hidup termasuk ikan.
Kini keberadaannya terancam oleh ekploitasi yang berlebih, praktik penangkapan ikan yang merusak, polusi dan perubahan iklim.
Menurut data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), ilmuwan memperkirakan jika tidak ada tindakan melindungi laut, maka 90% populasi terumbu karang tropis di dunia akan lenyap pada 2043.
Pada kenyataannya, hampir 500 juta orang menggantungkan hidupnya pada terumbu karang sebagai sumber makanan, pendapatan dan perlindungan pesisir. Karenanya, SHEBA dari MARS membuat program Hope Reef.
Baca juga: Badai Siklon Seroja Sebabkan Kerusakan Terumbu Karang di TN Perairan Laut Sawu
Hope Reef merupakan program gerakan restorasi terumbu karang dalam skala besar yang relevan secara ekologis.
Untuk mengawali program ini, Hope Reef telah berdiri di gugusan Salisi' Besar dekat Pulau Bontosua, Sulawesi.
Setidaknya, tutupan karang di sekitar perairan pulau Bontosua telah berangsur membaik dari 5% menjadi 55%
Program ini menggunakan struktur Reef Star buatan tangan yang kemudian dirangkai di bawah air dan membentuk bagian inti dari Mars Assisted Reef Restoration System (MARRS).
Uniknya, program ini tidak hanya menggaet bantuan pemerintah, universitas, bisnis dan LSM saja. Tapi juga menarik dukungan terbesar dari masyarakat setempat. Bahkan media hang digunakan yaitu Reef Star dibuat menggunakan bahan lokal.
Pihak MARS, diungkapkan oleh Marine Program Manager, Mars Sustainable Solutions, Saipul Rapi sebelumnya melakukan pendekatan bersama masyarakat setempat. Di antaranya seperti ikut terlibat pada kegiatan sosial.
Selain itu juga mendukung kegiatan sekolah yang bertujuan untuk mengenal pentingnya terumbu karang, serta mendukung wanita setempat untuk memulai usaha serta memfasilitasi penjualan produknya di Makasar.
"Fokus kegiatan penunjang ini adalah untuk menyediakan mata pencahariaan yang berkelanjutan, mendorong perubahan perilaku masyarakat setempat dan meningkatkan kesadaran,"ungkap Country Director, Mars Pet Nutrition Indonesia, Dr Susan Wan, dalam konferensi pers, Selasa (8/6/2021).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.