Menko PMK: Program Ayah Siaga Dibutuhkan Untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Muhadjir Effendy mengatakan program Ayah Siaga dapat meningkatkan kesiapsiagaan para calon ayah dalam membantu kaum ibu yang sedang hamil.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan program Ayah Siaga dapat meningkatkan kesiapsiagaan para calon ayah dalam membantu kaum ibu yang sedang hamil.
Hal tersebut diungkapkan oleh Muhadjir saat meninjau kegiatan program Ayah Siaga di Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Kamis (10/6/2021).
"Ini sangat bagus sekali, bagaimana melatih atau menyiapkan ayah yang istrinya sedang hamil supaya dia juga nanti ikut menyukseskan program kehamilan, kelahiran, sampai perawatan si bayi," kata Muhadjir.
Angka kematian ibu dan bayi saat ini masih menjadi persoalan serius yang dialami beberapa provinsi di Indonesia.
Salah satu desa yang digadang sebagai percontohan dalam upaya penurunan AKI dan AKB adalah Desa Bontomarannu di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca juga: Pemberangkatan Jemaah Haji 2021 Batal, Menko PMK: Waktunya Terlalu Mepet
Desa tersebut memiliki program Ayah Siaga atau dalam bahasa daerah setempat disebut Teta Siaga.
"Jadi nanti kalau sudah lahir bapaknya juga bisa bantu, bukan hanya ibu," kata Muhadjir.
Program Ayah Siaga telah berjalan tiga tahun sejak 2018 dan terbukti berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi AKB di Desa Bontomarannu hingga nol.
Baca juga: Menko PMK: Perguruan Tinggi Miliki Tenaga Melimpah di Bidang Riset
Secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan.
Sebagai contoh, para ayah memakai kostum seperti ibu hamil yang diisi dengan beras 6 kg di bagian perut dan di bagian payudara 2 kg.
Kemudian para ayah diarahkan untuk beraktivitas, naik turun tangga, berjalan, berbaring, berjongkok lalu diminta mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan oleh petugas.
Baca juga: Kemenko PMK: Kampanye Setop Merokok Harus Menyasar Semua Generasi
Kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap bulan bagi pasangan suami istri dengan istri yang sedang hamil.
Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 disebutkan, target angka kematian ibu dapat diturunkan dari 305 menjadi 183 per-100 ribu kelahiran hidup dan AKB turun hingga 16 per-1000 kelahiran hidup pada tahun 2024.