Pemerintah Dukung Kampanye Penghapusan Pekerja Anak
Ida Fauziyah menegaskan pekerja anak atau eksploitasi anak masih menjadi salah satu persoalan dunia yang tak kunjung tuntas.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menegaskan pekerja anak atau eksploitasi anak masih menjadi salah satu persoalan dunia yang tak kunjung tuntas.
"Pemerintah berkomitmen dan mendukung penuh kampanye penghapusan pekerja anak," kata Menaker dalam konferensi pers virtual Sabtu (12/6/2021).
Dalam catatannya, saat ini ada 160 juta pekerja anak di seluruh dunia.
Baca juga: ABG Dijanjikan Pekerjaan, Malah Diajak Tinggal di Hotel Selama 17 Hari dan Dicabuli Berulang Kali
Untuk itu, Organisasi Buruh Dunia (ILO) dengan Cause Indonesia menggelar lomba lari virtual “End Child Labour: Virtual Race 2021” bagian dari kampenye penghapusan pekerja anak.
Acara ini sekaligus menandai peringatan Tahun Internasional Penghapusan Pekerja Anak 2021 dan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak yang jatuh pada 12 Juni.
Baca juga: Menaker Ida Bahagia Program Bantuan Budidaya Ikan Nila dan Lobster Buka Lapangan Kerja
“Tidak ada tempat bagi pekerja anak dalam masyarakat,” ujar Direktur ILO untuk Indonesia, Michiko Miyamoto.
Menurut Michiko, pekerja anak adalah bentuk perampasan merampas masa depan anak-anak dan menempatkan keluarga mereka dalam kemiskinan.
Baca juga: Menaker Minta Dukungan ILO Atas Kebijakannya Tangani Dampak Pandemi di Sektor Ketenagakerjaan
"ILO telah berupaya menghapus pekerja anak sepanjang 100 tahun sejarah berdirinya dan Tahun Internasional ini menjadi peluang bagi semua pihak untuk semakin meningkatkan upaya mencapai Sasaran 8,7 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui aksi nyata penghapusan pekerja anak untuk selamanya," tambahnya.
CEO dan Co-founder Cause Indonesia Enrico Hugo mengatakan End Child Labour: Virtual Race 2021” adalah event yang mengajak masyarakat aktif berolahraga sekaligus mendukung gerakan sosial menghapus pekerja anak.
"Dengan format penyelenggaraan secara virtual membuat masyarakat dapat leluasa mengikuti event ini di manapun dan kapanpun. Gerakan sosial ini untuk menghapuskan pekerja anak dan memastikan hak pendidikan bagi semua anak,” ungkap Enrico.
Virtual race ini akan diadakan selama satu bulan hingga 12 Juli dan ditargetkan diikuti lebih dari 5.000 pelari dan pesepeda di seluruh Indonesia.