Jaksa Agung Diminta Jemput Bola ke Kampus untuk Dapatkan Calon Jaksa yang Bagus
anggota Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat Benny K Harman meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk 'jemput bola' dengan mendatangi kampus-kampus.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin beserta jajarannya, Senin (14/6/2021).
Dalam rapat itu, anggota Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat Benny K Harman meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk 'jemput bola' dengan mendatangi kampus-kampus.
Benny merasa upaya 'jemput bola' dari Kejaksaan dapat berimbas dengan didapatkannya calon-calon jaksa yang bagus.
"Jadi kalau bisa bapak jemput bola, datang ke kampus-kampus yang terbaik untuk mendapatkan calon-calon jaksa yang bagus," ujar Benny, dalam rapat kerja dengan Jaksa Agung, Senin (14/6/2021).
Alasan Benny meminta Jaksa Agung untuk jemput bola pun tak bisa dipandang remeh.
Menurut Benny, saat ini banyak anak-anak Indonesia yang tidak mau menjadi jaksa jika ditanya.
Dia mengatakan masalah gaji yang relatif kecil menjadi pertimbangan tersendiri.
Di sisi lain, dia menilai jemput bola diperlukan agar Kejaksaan Agung dapat menemukan sosok-sosok yang dapat menegakkan hukum dan aturan keadilan dengan benar.
"Sebab, mohon maaf aja, kalau anak-anak kita ditanya mau jadi jaksa atau ini. Pada semua wah enggak. Udah duitnya kecil, diobok-obok nanti pula kita menegakkan hukum dengan benar, kita di-bully di medsos, ya kan," jelas Benny.
"Kita menegakkan aturan keadilan tapi banyak yang tidak suka kita menegakkan keadilan hanya karena kalau kita menegakkan keadilan banyak pihak yang tidak suka atau tidak senang," imbuhnya.
Baca juga: Cerita Megawati Pernah Buat Wajah Jaksa Agung Pucat
Lebih lanjut, Benny juga menyarankan agar ada perencanaan SDM di tubuh Kejaksaan Agung. Salah satunya dengan mengirim 10 hingga 20 jaksa untuk belajar ke luar negeri.
Diharapkan hal tersebut, lanjut Benny, dapat membuat penegakan hukum di Tanah Air semakin maju.
"Ada juga perencanaan SDM di kejaksaan Pak. Ya ada lah yang sekolah ke, negara mana yang jaksanya paling maju, kalau bisa bapak kirimlah tenaga 10 setiap tahun, apalagi kalau 20. Supaya kita ke depannya maju penegakan hukum. Karena ya mohon maaf kalau kita datang ke negara-negara maju yang gedung-gedung yang bagus, manusia-manusia yang bagus kan di kejaksaan di kementerian kehakimannya," tandasnya.