Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Legislator PKS Soroti Minimnya Akses UMKM terhadap Pembiayaan Perbankan

Anis melihat bahwa sebagian besar pembiayaan UMKM masih berasal dari keuangan sendiri, yaitu 77 persen.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Legislator PKS Soroti Minimnya Akses UMKM terhadap Pembiayaan Perbankan
Arief/Man (dpr.go.id)
Anggota Baleg (Badan Legislasi) DPR RI Anis Byarwati. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Anis Byarwati mencermati data hasil survey Bank Indonesia tentang pembiayaan UMKM kepada perbankan yang dianggapnya masih minim.

Anis melihat bahwa sebagian besar pembiayaan UMKM masih berasal dari keuangan sendiri, yaitu 77 persen sedangkan sisanya 23 persen dari pihak lain termasuk perbankan.

"Jadi kalau kita lihat di sini lebih dari 50 persen itu masih dibiayai oleh sendiri sedangkan sisanya itu baru oleh pihak lain, antara lain adalah dari pihak perbankan," ujar Anis, kepada wartawan, Senin (14/6/2021).

Menurut Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini, data tersebut menggambarkan kondisi mayoritas UMKM yang masih unbankable atau tidak dapat memenuhi syarat sebagai nasabah bank.

Sehingga, lanjutnya, mengalami hambatan untuk mendapatkan akses keuangan atau pembiayaan perbankan, dan karenanya perlu dicarikan solusi.

Selanjutnya, Anis memberikan perhatian terhadap tingkat pendidikan pendidikan pelaku UMKM yang rata-rata lulusan SD sampai SMA.

Berita Rekomendasi

Menurut Wakil Ketua BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) DPR RI ini, dengan tingkat pendidikan SDM UMKM tersebut membuat mereka kesulitan mengimplementasikan program UMKM.

Namun persoalan SDM ini bukan hanya terjadi di Kaltim tapi juga di seluruh Indonesia, dimana pelaku UMKM rata-rata berpendidikan setingkat SD sampai SMA.

Baca juga: Organisasi Produktivitas Asia Komitmen Bantu Pemulihan UMKM Terdampak Pandemi

"Kepada seluruh stakeholder UMKM seperti BI, OJK, dan Kementerian Keuangan mari kita memikirkan bagaimana cara meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan,” ujar Anis.

Lalu, ada hal yang menarik perhatian Doktor Ekonomi Islam lulusan Universitas Airlangga ini, yaitu tentang program Momspreneur yang merupakan program pemberdayaan wanita produktif untuk mewujudkan UMKM sukses.

Momspreneur yang berupa program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) yang menyasar pada ibu-ibu, perempuan korban KDRT dan korban rentenir di Kaltim.

Anis ingin tahu lebih jauh tentang kondisi perempuan di Kaltim dan alasan Pemprov Kaltim memilih sasaran pada ibu-ibu, perempuan korban KDRT dan korban rentenir, serta perkembangan dari Momspreneur ketika mereka melakukan usaha melalui UMKM.

Kemudian berikutnya terkait dengan Pusat Logistik Berkat (PLB) berdasarkan penjelasan perwakilan Bea Cukai Kalimantan Timur.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas