Fadli Zon Kritik Parlemen Eropa Soal Diskriminasi dan Kampanye Negatif Terhadap Minyak Kelapa Sawit
Fadli Zon mewakili DPR RI menghadiri dan menjadi pembicara dalam dialog daring antara Parlemen Eropa dengan Parlemen Negara-negara ASEAN
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua BKSAP Fadli Zon mewakili DPR RI menghadiri dan menjadi pembicara dalam dialog daring antara Parlemen Eropa dengan Parlemen Negara-negara ASEAN (AIPA), Selasa (22/6/2021).
Fadli Zon menjadi pembicara dalam sesi panel pertama bersama Bernd Lange, Ketua Komite Perdagangan Internasional Parlemen Eropa.
Memasuki usia hubungan diplomatik yang ke- 44 tahun antara Uni Eropa dan ASEAN, Fadli Zon mengajak Parlemen Eropa untuk dapat lebih aktif melakukan dialog, khususnya terkait isu-isu yang masih menjadi hambatan dalam perdagangan, seperti isu kelapa sawit.
Fadli Zon menilai sampai saat ini, kelapa sawit seringkali mendapatkan penilaian yang cenderung tidak adil dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Kelapa sawit dikategorikan sebagai High Risk ILUC (Indirect Land Used Change) oleh Uni Eropa.
Baca juga: Fadli Zon Tak Setuju Jalan Sepeda Sudirman-Thamrin Dibongkar: Sudah Bagus
Padahal, tingkat produktivitasnya lebih tinggi ketimbang minyak nabati lain yang lebih menghabiskan banyak lahan ketimbang kelapa sawit.
"Uni Eropa dan Parlemen Eropa tak boleh diskriminatif soal minyak sawit dari Indonesia," kata Fadli.
"Diskriminasi terhadap produk pertanian tak akan membantu negara berkembang, malah makin memperburuk kehidupan para petani yang tergantung pada komoditas itu," lanjutnya.
Dalam debat tersebut, Fadli Zon menyampaikan pentingnya masa depan perdagangan antara Uni Eropa-ASEAN, khususnya terkait pendekatan bilateral dan kemungkinan pengaktifan kembali negosiasi perdagangan regional antara Uni Eropa dengan ASEAN yang sempat ditunda untuk memberikan kesempatan bagi negosiasi bilateral.
Baca juga: Kritik Fadli Zon soal Wacana Pajak Sembako, Dinilai Jahat dan Miskin Imajinasi
"Peningkatan status hubungan diplomatik antara kedua entitas dari dialog menjadi partner strategis diharapkan juga dapat membuka kesempatan bagi peluang kerjasama di bidang-bidang baru seperti dalam membangun ketahanan kesehatan regional, ataupun pengembangan energi terbarukan," ucap Fadli Zon.
Fadli Zon menilai kedua bidang ini berpeluang untuk memperkuat pemulihan ekonomi paska pandemi khususnya melalui investasi dan penciptaan lapangan pekerjaan baru.
Baca juga: Fadli Zon Nilai KSAD Jenderal Andika Perkasa Paling Cocok Jadi Panglima TNI
Dia optimis bahwa ke depan hubungan dagang antara Uni Eropa dengan ASEAN akan terus meningkat dan berkembang, karena Uni Eropa-ASEAN adalah mitra strategis yang memiliki banyak kesamaan khususnya dalam komitmen menjaga multilateralisme dan tatanan internasional.
"Demikian halnya dengan negosiasi perdagangan regional, akan dapat dilanjutkan ketika negosiasi-negosiasi bilateral telah berhasil disepakati," kata Fadli Zon.