Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Komisi X DPR: Sebenarnya Publik Menghendaki Pembelajaran Tatap Muka Dilaksanakan

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai sebenarnya publik menghendaki pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ketua Komisi X DPR: Sebenarnya Publik Menghendaki Pembelajaran Tatap Muka Dilaksanakan
Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai sebenarnya publik menghendaki pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Hal tersebut dikatakan Syaiful Huda menyikapi hasil survei yang dirilis KedaiKOPI terkait respon masyarakat menyikapi kebijakan PTM yang akan diterapkan pada Juli mendatang.

Berdasarkan survei KedaiKOPI, 59 persen responden menyatakan tidak setuju dengan penerapan PTM terbatas.

"Jadi kalau dalam suasana tren (kasus Covid-19) naik saja, masih fifty-fifty, 41 persen, saya kira trennya publik sebenarnya ingin menghendaki PTM bisa dilaksanakan," ujar Syaiful Huda, dalam rilis survei KedaiKOPI secara daring, Kamis (24/6/2021).

Huda juga merujuk kepada beberapa survei yang dilakukan Kemendikbud dan KPAI yang konsen dalam hal mengafirmasi apakah orang tua menghendaki anaknya untuk PTM.

"Ketika ditanya apakah ia menghendaki anaknya untuk PTM, 73 persen menghendaki supaya PTM bisa dilaksanakan. Hasil survei Kemendikbud mengafirmasi hal yang sama 76 persen orang tua menghendaki," jelasnya.

Baca juga: Penjelasan Covid-19 Varian Delta, Gejala, hingga Efektivitas Vaksin

Berita Rekomendasi

Bahkan, Huda mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan beberapa asosiasi guru menyebutkan guru-guru memilih agar PTM dilaksanakan.

"Ketika ditanya apakah guru siap menjalankan, melaksanakan duo sistem ini PTM jalan juga, PJJ jalan, rata-rata guru yang bulan Januari Desember relatif menyatakan belum siap, masuk bulan Februari itu memilih lebih baik pelaksanaan PTM dilaksanakan dan seterusnya," kata dia.

Tak hanya itu, Huda mencatat masyarakat kelas menengah ke bawah memang memiliki kecenderungan menghendaki PTM dilaksanakan.

Sebab, fakta di lapangan menyatakan orang tua siswa tidak bisa berposisi menggantikan peran guru.

Selain itu, anak di rumah memiliki resiko tidak terkontrol dengan baik karena orang tua kesulitan keuangan dan harus bekerja serabutan.

Baca juga: PTM Terbatas Dimulai Juli, IDI Minta Pelajar juga Divaksin

Huda mengatakan hal itu pada akhirnya berimbas kepada anaknya yang relatif tidak bisa maksimal mengikuti PJJ.

"Terlebih-lebih kita banyak temui profil orang tua siswa yang putranya lima tapi gawainya cuma satu, padahal sekolah dilaksanakan pada jam yang sama. Jadi sudah hampir pasti tidak terjadi proses pembelajaran dengan baik dan ini sudah berjalan satu setengah tahun," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas