FSGI: Penerapan PTM Terbatas Tidak Boleh Gegabah
Heru Purnomo meminta agar penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dilaksanakan dengan hati-hati.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo meminta agar penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dilaksanakan dengan hati-hati.
Segala persiapan, menurut Heru, harus dimatangkan meski sekolah tersebut berada di wilayah yang positivity rate-nya di bawah 5 persen.
"Pada dasarnya bahwa ketika kita mau tatap muka di sekolah, maka persiapan itu jangan sampai gegabah. Walaupun positivity rate di bawah 5. Tentu kita harus persiapan yang lebih matang," tutur Heru dalam webinar Persiapan Kembali ke Sekolah yang digelar oleh Tribun Network, Jumat (25/6/2021).
Heru mengingatkan agar persiapan penerapan PTM terbatas tidak hanya terpatok pada vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan.
Baca juga: Angka Positif Covid-19 Melonjak, FSGI Minta Pemerintah Tuntaskan Vaksinasi untuk Guru
Padahal, menurut Heru, vaksinasi tidak menjadi jaminan bagi guru untuk terlindungi dari Covid-19.
"Jangan sampai yang terjadi seperti hari ini, walaupun orientasinya mendorong kepada apakah pendidiknya sudah semuanya divaksin. Setelah divaksin itu tidak jadi jaminan," tutur Heru.
Dirinya mengungkapkan banyak guru yang tertular Covid-19 dari klaster keluarga, meski sudah divaksin.
"Kemudian atasan-atasan kami yang ada di dinas walaupun sudah divaksin mereka tetap juga kena dan banyak rekan Kepala Sekolah yang sudah divaksin juga kena," ungkap Heru.
Baca juga: FSGI Dukung Pemda Buka Sekolah di Wilayah Pelosok
"Ada rekan wakil kepala sekolah yang menjadi cakep yang tinggal menunggu pelantikan kemudian meninggal karena juga kena Covid-19 walaupun sudah divaksin," tambah Heru.
Sehingga, kata Heru, persiapan lain juga perlu dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona selama penerapan PTM terbatas.