Heran BEM UI Dipanggil, Rocky Gerung Minta Rektor UI Jangan Baper: Tak Usah Bermimpi Ada Reshuffle
Pengamat politik Rocky Gerung mengaku heran saat BEM UI dipanggil oleh rektorat setelah mengkritik Presiden Jokowi.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung ikut menanggapi pemanggilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) oleh Rektorat UI setelah mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Rocky, pemanggilan tersebut terkesan memaksakan diri.
Padahal, para mahasiswa tersebut satu nafas dengan para civitas akademika UI yang terkenal kritis, seperti Emil Salim dan Faisal Basri.
"Mereka memaksakan diri untuk memanggil anak-anak muda yang memberi kritik pada kekuasaan,"
Baca juga: Tanggapi Ade Armando, Rocky Gerung Sebut Tak Semua Dosen UI Pintar: Ajaib Dosen Mem-bully Mahasiswa
"Sebenarnya mahasiswi ini ada di belakang tokoh UI yang kritis seperti Emil Salim dan Faisal Basri."
"Mereka ini satu nafas, kenapa mereka nggak dipanggil? kan mereka satu citivas akademika," ungkap Rocky, dikutip dari kanal Youtube, Rocky Gerung Official, Selasa (29/6/2021).
Rocky menilai, tindakan dari BEM UI yang mengkritik Presiden Jokowi dengan menjuluki 'The King of Lip Service' sudah benar.
Menurutnya, hal itu berguna untuk mengevaluasi kinerja Presiden Jokowi.
"BEM UI itu benar memberi evaluasi, itu berguna karena mahasiswa sudah sampai mengkritik untuk mengevaluasi presiden."
"Jadi itu biasa, mahasiswa punya cara untuk mempertanyakan kebijakan," ujar Rocky.
Rocky juga mengatakan, kritikan yang dilayangkan BEM UI adalah dampak dari tertutupnya kampus.
Ia menyarankan, seharusnya sejak awal mahasiswa diperbolehkan untuk membuat seminar tentang isu-isu yang menuai polemik.
"Jadi ini sebetulnya impact dari tertutupnya kampus, coba dari awal Rektor UI ini membiarkan mahasiswa bikin seminar tentang Omnibus Law, tentang UU Minerba."
"Maka kampus bisa mengambil alih isu itu dan dikemas jadi kritik akademik," ujarnya.