Selama Pandemi, Fadjroel Rachman Ungkap Kerap Kesulitan Tangkap Gesture Presiden Jokowi
Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 dimana pertemuan hanya bisa dilakukan melalui ruang virtual atau webinar.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengungkapkan adanya kesulitan dalam menangkap pesan dan komunikasi yang disampaikan Presiden Jokowi.
Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 dimana pertemuan hanya bisa dilakukan melalui ruang virtual atau webinar.
Sehingga, Fadjroel menyebut kerap tak mendapat gestur komunikasi Presiden secara langsung.
Hal itu diungkapkan Fadjroel Rachman saat sesi Bincang Santai bersama News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat secara virtual, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Fadjroel Rachman: Presiden Jokowi Itu Sikapnya Sangat Hangat, Bersahabat dan Menghargai Siapapun
"Tetapi memang di masa pandemi ini kita mengalami sedikit kesulitan. Karena pertemuannya praktis dengan webinar. Jadi tidak langsung dan sehingga gesture beliau (Presiden Jokowi,red) kadang-kadang beberapa hal tidak bisa saya dapatkan," kata Fadjroel.
Selain itu, kata Fadjroel, Presiden Jokowi kerap melakukan rapat-rapat yang sifatnya terbatas ataupun internal. Di mana Mensesneg Pratikno atau Seskab Pramono Anung yang seringkali mengikuti.
Sehingga, ia kerap meminta apa saja yang dibicarakan, supaya saya mendapatkan gambaran apa yang ingin disampaikan kepada publik.
Baca juga: BEM UI Disorot karena Kritik Jokowi, Ini Sosok Ketuanya, Leon Alvinda Putra yang Jago Debat
"Terus terang saya seringkali mendapat bantuan dari Mensesneg Pak Pratikno, kemudian Pak Pramono Anung, seringkali saya bertanya Presiden sudah menyatakan apa, mana yang bisa disampaikan kepada publik," ungkap Fadjroel.
"Jadi dalam masa pandemi ini komunikasinya itu jadi sedikit bercabang," tambahnya.
Baca juga: BEM UI Kecam Peretasan Akun Medsos Anggota Usai Viralnya Poster Jokowi ‘The King Of Lip Service’
Fadjroel juga menyadari, bahwa tugasnya sebagai juru bicara tidak boleh berbucara sebelum Presiden yang berbicara.
"Kalau presiden bicara, baik pidato, arahan, regulasi, baru saya boleh menyampaikan. Baik secara verbatim, ataupun dalam bentuk penjabaran," teranganya.