Aktivis Malari: Masa Orde Baru, Mahasiswa Masih Bisa Kritik Pemerintah Lewat Karikatur
Judilherry Justam angkat suara terkait kritik BEM UI yang menjuluki Presiden Joko Widodo (Jokowi) The King of Lip Service.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
“Jelas poster-poster yang dibawa mahasiswa itu tidak ada atau sedikit saja bahasa ilmiahnya, seperti yang seringkali dikritik dan ditutut kepada BEM UI. Tidak ada masalah sama sekali,” ucapnya.
“Dan tidak ada juga yang menuduh kami menghina kepala negara. Baru kemudian ada pernyataan keras penguasa terhadap sejumlah pengurus BEM UI, terjadi, setelah timbulnya kerusuhan, pembakaran gedung-gedung pada 5 Januari 1974. Peristiwa Malari," lanjut dia.
Baca juga: Isu Rangkap Jabatan Rektor UI, Ombudsman Sebut Melanggar, Usul Presiden Terbitkan Perpres
Hal yang sama juga dialami pemimpin redaksi ‘Koran Salemba’ pada 1976.
Koran Salemba yang merupakan media yang dikelola kampus UI dan terbit pada 1976 itu tidak jarang memuat karikatur yang mengkritik pemerintah dan militer.
Meskipun demikian, Judilherry menegaskan, tidak sekalipun pemimpin redaksinya dipanggil pihak rektorat UI karena kritikannya kepada pemerintahan Soeharto.
"Bila pada masa Orba yang represif dan otoriter, mahasiswa masih bisa mengkritik pemerintah dalam bentuk karikatur, tentunya dalam era Reformasi sekarang, tidak perlu lagi pengekangan kebebasan berekspresi oleh mahasiswa," katanya.