Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pentingnya Orangtua dan Anak Melatih Mengelola Emosi di Masa Pandemi

Bagi orangtua dan anak beradaptasi dan menghadapi berbagai persoalan baru akibat pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pentingnya Orangtua dan Anak Melatih Mengelola Emosi di Masa Pandemi
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi: Sejumlah siswa mengenakan masker dan pelindung wajah mengerjakan tugas dari sekolah saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Warnet Covid-19 RW 09, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). 

“Kami khawatir betul selama pandemi anak-anak kita kurang mendapat penanaman nilai-nilai kehidupan, seperti empati, toleransi, dan kebersamaan. Ketika kami berdialog dengan Forum Anak, ternyata anak-anak memiliki caranya sendiri untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Mereka juga tak jarang merasa kesepian di rumah,” kata Entos.

Psikolog Ifa H Misbach mengatakan satu faktor yang menyebabkan berbagai permasalahan tersebut adalah transformasi pendidikan belum mampu mendukung bagaimana menciptakan kreativitas belajar.

Sehingga, guru tidak hanya sekadar memindahkan tugas yang diberikan secara manual menjadi bentuk digital.

Proses belajar mengajar secara tatap muka sangatlah berbeda dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Karenanya, kata Ifa pada situasi saat ini dibutuhkan lebih banyak empati agar tidak saling menyalahkan.

Orangtua dan guru saling bekerja sama dan berperan sebagai pelatih emosi anak.

Baca juga: Ceritakan Kondisinya Saat Positif Covid-19, Sempat Drop, Zulfa Maharani: Enggak Bermaksud Menakuti

“Fungsi pendidik (guru dan orangtua) adalah sebagai pelatih emosi untuk melatih mental anak untuk bertumbuh kembang, mandiri, dan menemukan potensi dirinya," katanya.

Berita Rekomendasi

"Karenanya, menjadi penting bagi orangtua untuk mengelola emosinya juga. Selain itu, prinsip pendampingan harus dilakukan bersama-sama. Diperlukan peran dan interaksi antara anak, guru, dan orangtua untuk menentukan model pengalaman belajar. Dunia pendidikan kita saat ini tidak sama lagi dengan sebelumnya. Mari anggap permasalahan ini menjadi sebuah tantangan bersama,” lanjut dia.

Dalam kesempatan tersebut, Ifa juga juga mengungkapkan bermain bersama anak merupakan hal penting untuk memperkuat ikatan emosi antara orangtua dan anak, dan melatih mereka dalam mengelola emosinya.

Teman terbaik anak saat bermain adalah orangtua.

“Selain menjadi hak, bermain adalah makanan otak untuk anak, bermain adalah pekerjaan utama anak. Jika kita ingin memiliki anak yang antusias dalam mempelajari banyak hal, dan membangun hubungan yang baik dengan teman-teman sebayanya, maka orang dewasa harus ikut bermain bersama membantu anak untuk meningkatkan level dopamine pada otak mereka. Kita dapat memanfaatkan imajinasi kita untuk membuat permainan. Hal ini juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah untuk bermain,” jelas Ifa.

Selain bermain bersama anak, dalam berkomunikasi dengan anak orangtua juga diimbau menghindari kalimat verbal yang bersifat menghakimi, mendikte, menyindir, merendahkan harga diri, membandingkan, mengancam, dan menyalahkan.

“Ayo, para orangtua ubahlah kalimat-kalimat tersebut menjadi pernyataan positif yang disertai dengan dukungan dan apresiasi. Tanya dan dengarkan pendapat, kondisi, dan saran dari mereka,” kata Ifa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas