Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesedihan Didi Mahardika Ditinggal Ibunda, Rachmawati Sempat Melambaikan Tangan Sebelum Meninggal

Begitu turun dari mobilnya, Didi Mahardika langsung melihat jenazah sang ibu dari balik kaca mobil ambulans.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kesedihan Didi Mahardika Ditinggal Ibunda, Rachmawati Sempat Melambaikan Tangan Sebelum Meninggal
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Mobil ambulans membawa jenazah Rachmawati Soekarnoputri menuju ke peristirahatan terakhir di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Didi Mahardika tak kuasa menahan kesedihan saat jenazah ibundanya, Rachmawati Soekarnoputri hendak diberangkatkan ke peristirahatan terakhir di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2021).

Begitu turun dari mobilnya, Didi Mahardika langsung melihat jenazah sang ibu dari balik kaca mobil ambulans.

Didi yang mengenakan pakaian serba hitam, terlihat menangis sambil menyandarkan kepalanya di kaca mobil.

Kerabat mengusap punggung Didi Mahardika untuk menenangkannya.

Jenazah Rachmawati Soekarnoputri dimakamkan di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2021).

Melansir dari Wartakotalive.co, tak ada pejabat negara yang datang ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, yang jadi tempat perawatan terakhir Rachmawati Soekarnoputri.

Saat jenazah Rachmawati Soekarnoputri akan dimakamkan, hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang hadir.

Berita Rekomendasi

Jenazah dimakamkan bersebelahan dengan makam Fatmawati, sang ibunda.

Momen terakhir Rachmawati Soekarnoputri dikenang Nanda, perwakilan keluarga.

Beberapa hari terakhir sebelum meninggal, kondisi Rachmawati menurun di ICU RSPAD Gatot Soebroto.

Rachmawati Soekarnoputri usai peresmian posko Garda RSP di Jalan Rajiman nomor 483, Laweyan, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (8/2/2019).
Rachmawati Soekarnoputri usai peresmian posko Garda RSP di Jalan Rajiman nomor 483, Laweyan, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (8/2/2019). (TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

"Ada banyak penyakit berat ya. Beliau kan sudah lama pakai kursi roda. Yang terakhir memang terkena covid. Itu mungkin yang buat makin berat kondisinya," ceritanya.

Nanda bercerita, selama dirawat Rachmawati Soekarnoputri selalu ditemani oleh anaknya.

"Anak-anak beliau menemani, terutama Mas Didi setiap hari menemani beliau dan terus berdoa sampai di ICU," kata Nanda.

Nanda Persada mengatakan dalam beberapa tahun terakhir kondisi kesehatan Rachmawati Soekarnoputri memang menurun.

Rachmawati Soekarnoputri menderita diabetes dan stroke.

Kondisi Rachmawati Soekarnoputri semakin memburuk setelah terpapar Covid-19.

Nanda mengaku sempat ikut memantau kondisi Rachmawati Soekarnoputri bersama Didi Mahardika.

Menurut Nanda, Didi Mahardika tak kuasa melihat kondisi Rachmawati Soekarnoputri yang terus menurun.

"Jadi sampai malam sampai subuh saya sama Mas Didi masih komunikasi, Mas Didi masih sedih nangis terus, doa terus," kata Nanda Persada.

Di saat terakhir, kata Nanda, Rachmawati Soekarnoputri seakan memberi salam perpisahan pada Didi Mahardika.

Baca juga: Ini Permintaan Rachmawati Soekarnoputri kepada Putranya Sebelum Meninggal

"Seperti ada perpisahan ketika dari kaca di kejauhan masih melambaikan tangan, Mas Didi juga, seperti ada komunikasi," ujar Nanda.

"Ternyata itu pertemuan terakhir, perpisahan terakhir," tambahnya.

Profil Rachmawati Soekarnoputri

Rachmawati Soekarnoputri memiliki nama panjang Diah Pramana Rachmawati Soekarnoputri.

Ia lahir di Jakarta, 27 September 1950.

Rachmawati Soekarnoputri merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Presiden Soekarno dan Fatmawati.

Ia memiliki kakak kandung, Guntur Soekarnoputra dan Megawati Soekarnoputri, sementara adiknya Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Dalam kisah percintaannya Rachmawati Soekarnoputri sempat menikah tiga kali.

Rachmawati pertama kali menikah dengan Martomo Pariatman dan kemudian bercerai lalu menikah lagi dengan Dicky Suprapto.

Namun, ia kembali berpisah dan yang terakhir ia menikah dengan Benny Sumarno.

Rachhmawati menjadi pengurus Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), dan Yayasan Bung Karno.

Tujuan didirikannya instansi pendidikan itu untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Bung Karno yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Antara lain Trisakti Bung Karno yaitu, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Kiprah politik Rachmawati Soekarnoputri mulai nampak pada pertengahan tahun 2001 ketika ia mendeklarasikan Forum Nasional di mana dia mulai mengecam para elit politik yang menurutnya berada di menara gading.

Saat Forum Nasional melahirkan Partai Persatuan Bangsa Indonesia, Rachmawati dijadikan Calon Presiden oleh partai tersebut walaupun ia bukan termasuk pendiri partai.

Baca juga: AHY Kenang Pertemuan dengan Rachmawati: Makan Siang Bersama dan Diterima Baik Seperti Anak

Satu tahun setelah peristiwa itu barulah Rachmawati mendirikan Partai Pelopor yang mengandalkan konstituennya dari kalangan urban muda marhaenis.

Partai yang bersemangat marhaenis ini menjanjikan tidak akan berkompromi terhadap para pelanggar HAM, menolak dwifungsi TNI/Polri dan menolak ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional.

Selain itu kiprahnya di kancah politik, dia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Ketua Umum Partai Pelopor.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tangis Didi Mahardika Lihat Jenazah Rachmawati Soekarnoputri di Kaca Ambulans, Kenang Momen Terakhir

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas