Melihat Keragaman Inovasi Pelayanan Publik di Ujung Timur Pulau Jawa
Inovasi Pasti Daku Kawin bertujuan meningkatkan cakupan kepemilikan Kutipan Akta Perkawinan dan kepemilikan Kartu Keluarga d
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beragam inovasi pelayanan publik dari Provinsi Jawa Timur masih meramaikan Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2021.
Memasuki hari kesembilan, Kamis (8/7/2021), sembilan kabupaten dan kota dari Jawa Timur menampilkan inovasi terobosannya di hadapan Tim Panel Independen.
Sesi pertama diawali inovasi dengan kategori pelayanan publik responsif gender dari Kota Pasuruan, yaitu Pemenuhan Status Hayati Dokumen Administrasi Kependudukan & Perkawinan (PASTI DAKU KAWIN).
Inovasi Pasti Daku Kawin bertujuan meningkatkan cakupan kepemilikan Kutipan Akta Perkawinan dan kepemilikan Kartu Keluarga dan KTP-el untuk perubahan status kawin (kawin tercatat).
Baca juga: Anisa Bahar Lelang Rumah Rp 4 Miliar untuk Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19
Pasti Daku Kawin meliputi tiga varian inovasi, yaitu Ups Kawin, Pelaminan, dan Pendekar.
Keunikan inovasi ini ada pada varian inovasi Pendekar yaitu penerbitan Kutipan Akta Perkawinan, KK, dan KTP-el Braille berstandar nasional untuk penduduk tunanetra. Keunikan lainnya pada Pelaminan (Pelayanan Jemput Bola Perkawinan) yaitu pemohon mendapatkan satu paket (7 in 1) pada pencatatan perkawinan antara lain KK 3 dokumen, KTP-el 2 dokumen, dan Kutipan Akta Perkawinan 2 dokumen.
“Dampaknya cakupan kepemilikan akta perkawinan di Kota Pasuruan dari 66,73 persen pada tahun 2014 menjadi 99,75 persen pada tahun 2020,” ujar Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf.
Pemerintah Kota Batu melanjutkan presentasi berikutnya dengan inovasi Sistem Informasi Pariwisata Batu Pengembangan Ekonomi Kreatif (SIP BANGET).
Baca juga: Khusus Warga DKI Jakarta, Ini Cara Cek Lokasi Vaksinasi COVID-19 Terdekat
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, Sip Banget memberdayakan masyarakat desa melalui pengembangan UMKM dan industri ekonomi kreatif berdasarkan potensi wisata di desanya dengan dukungan Dinas Pariwisata, Perangkat Desa, Organisasi Desa dan Masyarakat Desa.
Promosi potensi wisata yang ada dilakukan melalui situs https://pariwisata.batukota.go.id untuk memudahkan wisatawan mengetahui potensi pariwisata, produk UMKM dan Industri Kreatif yang ada di Desa Wisata Kota Batu.
Inovator ketiga yang tampil adalah Pemkot Malang, dengan inovasi Si ikan Nila (Sentra Intensif Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok).
Baca juga: Polri Diminta Tangkap Penjahat yang Cari Untung Besar dari Pandemi Covid-19
Si Ikan Nila dirintis di Kelurahan Bakalan Krajan Kec. Sukun, Kota Malang, untuk meningkatkan perekonomian warga yang mayoritas memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dan buruh bangunan.
Pola kerja Si Ikan Nila terintegrasi berbasis kewilayahan dan kelompok swadaya masyarakat mulai dari penyediaan bibit, kolam terpal, peralatan, proses media air, pakan, pendampingan selama masa budidaya hingga masa panen dan pengolahan pasca panen.