Pengamat Nilai Koordinasi BIN, TNI, dan Polri Sangat Baik dalam Menangani Pandemi Covid-19
Penialain itu merupakan hasil riset kualitatif dan wawancara mendalam terhadap sejumlah pakar untuk memotret performa kabinet Indonesia Maju Jilid II.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil studi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menempatkan kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan sebagai yang terbaik di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menjelaskan kajian pandangan pakar itu merupakan hasil riset kualitatif dan wawancara mendalam terhadap sejumlah pakar untuk memotret performa kabinet Indonesia Maju Jilid II.
Riset dilakukan selama Januari-Juni 2021 yang dikuantifikasi secara sederhana untuk mendapatkan pengukuran yang pasti.
LPI secara istimewa mengukur kinerja kabinet dalam merespon pandemi Covid-19.
Baca juga: Demi Kendalikan Pandemi, Selandia Baru Bikin Omnibus Law Khusus Covid-19
Baca juga: Produktif Saat Pandemi, Siti Khadijah Gelar Fashion Show, Rilis 11 Mukena dan 2 Hijab Terbaru
Hasilnya, Kepala BIN Budi Gunawan meraih skor 99 dalam skala 0-100.
Disusul Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sama-sama meraih nilai 98.
Di tangga berikut, ada Menkopolhukam Mahfud MD (96), Menteri Agama Yaqut Cholil (95), Menteri BUMN Erick Tohir (94), Menteri Sosial Risma (93), dan Mendagri Tito Karnavian (91).
Dari hasil kajian tersebut, performa institusi BIN yang dikomandoi oleh Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan atau akrab disebut BG berada pada peringkat terbaik berdasarkan tiga indikator besar dengan 20 atribut atau subindikator turunannya.
Baca juga: Kemarin 200 Jenazah Korban Covid-19 Dimakamkan di TPU Rorotan, Tertinggi Sejak Pandemi
Ketiga indikator itu adalah aspek kepemimpinan (leadership), aspek kebijakan (policies), dan aspek daya tanggap (responsiveness).
Boni menegaskan pendekatan ini lazim digunakan di negara yang demokrasinya relatif mapan.
Dari penilaian subjektif para pakar yang tergabung dalam sejumlah grup diskusi (FGD), LPI mengkuantifikasi pengukuran dengan memberikan bobot terhadap ketiga dimensi itu.
Aspek leadership memberi kontribusi 30 persen kepada resultan nilai kinerja, indikator kedua menyumbang 20 persen dan indikator responsiveness mendapat porsi terbesar yaitu 50 persen dari total pengukuran.
“Penentuan ini menunjukkan bahwa LPI menitikberatkan pada sektor daya tanggap dalam mengukur kualitas performa para menteri dan pimpinan lembaga negara,” kata Boni Hargens, Kamis (8/7/2021).