Mulai Besok 300 Ribu Paket Obat Dibagikan Gratis untuk Pasien Gejala Demam, Anosmia dan Batuk
Sebanyak 60 persen obat gratis untuk pasien dengan gejala demam dan anosmia, serta 30 persen untuk pasien Covid-19 dengan gejala demam dan batuk.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mulai besok akan membagikan paket obat bagi pasien Covid-19 gejala ringan dan tanpa gejala alis OTG sebanyak 300 ribu paket bantuan, Rabu (14/7/2021).
"Presiden sudah putuskan mulai Rabu pekan ini, kita akan launching ada 300.000 paket obat untuk OTG, dan juga untuk yang kelas-kelas penyakit yang masih tidak serius," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (12/7/2021).
Luhut yang juga penanggung jawab pelaksanaan PPKM Darurat, mengatakan rincian paket obat tersebut, 10 persen merupakan paket obat untuk pasien Covid-19 tanpa gejala, 60 persen untuk pasien dengan gejala demam dan anosmia, serta 30 persen untuk pasien Covid-19 dengan gejala demam dan batuk.
"Jadi paket obat ini akan menjangkau hampir 210.000 kasus aktif," tutur Luhut.
Bantuan paket obat tersebut akan diberikan secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan. Distribusi paket obat kepada pasien akan dilakukan TNI melalui Kesdam di masing-masing daerah, dan sejumlah unsur lainnya.
Baca juga: 451 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Saat Jalani Isolasi Mandiri, Terbanyak di Jawa Barat
"Ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Ini akan dibagikan oleh TNI bersama elemen-elemen lain. Prosedur sudah disusun sehingga itu bisa jalan," katanya.
Baca juga: Cerita Wanita Akan Melahirkan Telantar Karena Semua Rumah Sakit di Sukabumi Penuh Oleh Pasien Covid
Selain paket obat-obatan, kata Luhut, pemerintah juga memberikan bantuan beras kepada masyarakat yang terdampak kebijakan PPKM Darurat yang berlaku hingga 20 Juli mendatang.
"Bantuan beras akan diberikan oleh pemerintah, perintah Presiden. TNI-Polri akan membagi-bagikan karena perintah Presiden, tidak boleh rakyat sampai kelaparan atau tidak makan," kata Luhut.
Purnawirawan Jenderal tersebut mengatakan bahwa bantuan akan diberikan ke daerah-daerah yang kekurangan pangan. Distribusi bantuan akan mulai dilakukan pada Rabu, (14/7).
"Jadi semua titik yang memungkinkan ada kekurangan pangan, atau kurang beras, akan dibagikan oleh TNI dan akan berlaku mungkin Rabu ini. Itu ada yang 5 kg dan 10 kg," katanya.
Mobilitas Turun
Pada kesempatan itu, Luhut mengatakan penerapan PPKM Darurat di Jawa-Bali dalam seminggu terakhir, telah berhasil menurunkan mobilitas masyarakat 10-15 persen.
"Hasil yang kami dapat selama 3-10 Juli, seluruh provinsi Jawa Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat pada level 10-15 persen," kata Luhut.
Penurunan mobilitas tersebut diketahui berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan petugas menggunakan Google Traffic dan FB Mobility serta Indeks Cahaya Malam (NASA). Angka tersebut kata dia, masih di bawah target pemerintah yakni 20 persen.
"Dari target kita sebenarnya 20 persen atau lebih. Implementasi di lapangan kami lihat semakin baik dan kami berharap sepekan ke depan mobilitas kegiatan masyarakat juga semakin turun sesuai harapan kita," katanya.
Luhut berharap dengan turunnya mobilitas masyarakat, maka laju penyebaran Covid-19 akan ikut turun minimal di bawah 30 ribu kasus perhari. Saat ini penambahan kasu Covid-19 masih berada di kisaran 33 ribu sampai 38 ribu kasus perhari.
"Tapi tingkat kesembuhan kita lihat meningkat banyak," katanya.
Luhut mengatakan, jika implementasi PPKM Darurat berjalan baik dan masyarakat disiplin untuk mengurangi mobilitas maka kasus Covid-19 akan merata atau melandai pada pekan depan. (Tribun Network/Taufik Ismail/sam)