WHO Kritik Vaksinasi Gotong Royong Individu di Indonesia
WHO mengkritik kebijakan pemerintah Indonesia terkait vaksinasi gotong royong individu berbayar.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
![WHO Kritik Vaksinasi Gotong Royong Individu di Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tni-al-gelar-vaksinasi-kepada-1500-warga-pesisir-surabaya_20210706_131341.jpg)
Seperti, perusahaan-perusahaan pribadi hingga perusahaan kecil.
![Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers yang dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (30/6/2021).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/budi-gunadi-pfizer-nih3.jpg)
Baca juga: Epidemiologi: Batalin Saja, Enggak Usah Ada Vaksin Gotong Royong, Gratiskan Semuanya
"Banyak pegusaha yang melakukan kegiatannya, dan belum bisa mendapatkan akSes vaksin gotong royongnya dari KADIN."
"Mereka mau mendaptakan akses gotong royong, tapi belum bisa masuk programnya KADIN," jelas Budi.
Selain itu, vaksin berbayar ini juga dapat menyasar kepada Warga Negara Asing (WNA) yang memang tinggal dan berkegiatan di wilayah Indonesia.
"WNA yang sudah tinggal di Indonesia, sudah berusaha, beraktivitas di bidang seni atau kuliner, ingin mendapatkan akses vaksin gotong royong, bisa mendapat akses gotong royong individu," tuturnya.
Baca juga: Perdagangan Vaksin, Pemerintah Lempar Handuk?
Lanjut Budi, vaksin gotong royong individu ini akan dimulai ketika vaksin yang diterima pemerintah sudah banyak jumlahnya.
Ia kembali mengingatkan, program itu sebagai bentuk perluasaan akses vaksin yang bisa diambil masyarakat atau tidak.
"Kita bulan ini akan mendapatkan (vaksin) 30 juta, bulan depan akan dapat 40 juta."
"Sehingga benar-benar akses masyarakat yang lain akan besar. Masyarakat yang ingin mengambil opsi yang lain, semua tersedia," kata Budi.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.