Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahfud MD Ungkap Asal Muasal Ide Vaksinasi Berbayar: Ledakan Covid-19 Varian Delta

Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan asal muasal gagasan vaksinasi Covid-19 berbayar muncul: Ledakan Covid-19 Varian Delta.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Mahfud MD Ungkap Asal Muasal Ide Vaksinasi Berbayar: Ledakan Covid-19 Varian Delta
Humas Kemenkopolhukam
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. - Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan asal muasal gagasan vaksinasi Covid-19 berbayar muncul: Ledakan Covid-19 Varian Delta. 

TRIBUNNEWS.COM - Program vaksinasi Covid-19 berbayar tengah menuai polemik dari sejumlah pihak dalam beberapa waktu terakhir.

Sampai akhirnya, pemerintah kini resmi membatalkan program vaksinasi gotong royong Individu itu.

Terkait hal itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) mengungkap asal muasal gagasan vaksinasi berbayar tersebut.

Melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu (17/7/2021), Mahfud menjelaskan ide vaksin berbayar ini berawal dari lonjakan kasus Covid-19 akibat varian baru Delta.

Melihat kondisi ini, pemerintah segera mempercepat program vaksinasi kepada masyarakat.

Baca juga: Presiden Jokowi Meminta Vaksinasi Dipercepat, 19 Juta Vaksin di Daerah Belum Dipakai

Akan tetapi, di dalam percepatan vaksinasi itu terjadi antrean yang panjang dari masyarakat, yang dikarenakan kurangnya jumlah tenaga medis sebagai vaksinator.

"Presiden menetapkan, tidak ada vaksin berbayar, semua vaksinasi gratis untuk rakyat. Sejak awal kebijakannya begitu."

Berita Rekomendasi

"Semula ide vaksin berbayar muncul karena ledakan Covid varian Delta. Pemerintah menggencarkan vaksinasi, vaksin ada tapi tenaga vaksinator tidak cukup. Terjadi antrean rakyat," jelas Mahfud.

Sebagai langkah mengantisipasi antrean, jajaran personel TNI, Polri hingga BIN diturunkan untuk membantu vaksinasi.

Mahfud Md soal vaksinasi berbayar
Menkopolhukam Mahfud MD ungkap asal muasal ide vaksin Covid-19 berbayar melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu (17/7/2021).

Baca juga: Kasus Dugaan Vaksinator Diduga Tak Tekan Suntikan Saat Memvaksin Kini Diselidiki Polres Karawang

Namun ternyata, masih banyak masyarakat yang belum terlayani vaksinasi.

Maka dari itu, munculah ide vaksinasi berbayar, yang menerima penolakan dari banyak pihak.

"Idenya Swasta akan memvaksinasi dan mencetak vaksinator sendiri agar industri dan sektor2 esensial bs bekerja."

"Pelaksanaannya tidak menggunakan APBN dan vaksin Pemerintah. Tapi timbul reaksi penolakan yg keras. "

"Menampung aspirasi itu, Presiden melarang program vaksinasi berbayar," tulis Mahfud.

Baca juga: Warga Koja Jaktim Antusias Ikut Vaksinasi Covid-19 di Kantor Diskes Kolinlamil

Untuk mencapai target vaksinasi 70 Juta di September 2021, Mahfud menyebut pemerintah akan melatih para bidan dan mahasiswa ilmu kedokteran untuk menjadi vaksinator.

Menurutnya, proses penyuntikan vaksin Covid-19 harus lah dilakukan dengan hati-hati.

"Itu tak mudah. Menyuntikkan vaksin itu tak cukup 5 menit perorang. Yang akan divaksin harus dicek dulu tensi dan kimia darahnya agar bisa menerima vaksin," jelasnya.

Diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah resmi membatalkan vaksinasi Covid-19 berbayar untuk individu.

Hal itu disampaikan oleh ekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo dalam konferensi persnya, Jumat (16/7/2021).

"Setelah mendapatkan masukan dan juga respons dari masyarakat, Presiden telah memberikan arahan dengan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma."

"Semuanya dibatalkan dan dicabut," kata Pramono, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Seskab, Pramono Anung, saat memberikan pernyataan terkait wabah Pandemi Covid-19. (Humas Setkab)
Seskab, Pramono Anung, saat memberikan pernyataan terkait wabah Pandemi Covid-19. (Humas Setkab) (Setkab.go.id)

Sehingga, seluruh vaksinasi nantinya akan tetap memakai mekanisme seperti yang sudah berjalan saat ini, yakni gratis bagi seluruh masyarakat.

"Semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden sebelumnya," ujar Pramono.

Sedangkan, terkait Vaksinasi Gotong Royong, mekanismenya tetap dilakukan melalui perusahaan, di mana perusahaan yang akan menanggung seluruh biaya vaksinasi bagi karyawannya.

"Dengan demikian mekanisme untuk seluruh vaksin, baik itu yang gotong royong maupun yang sekarang mekanisme sudah berjalan digratiskan oleh pemerintah," ucapnya.

Baca berita soal Virus Corona lainnya

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas