Survei LSI: Masyarakat Ingin Prioritaskan Ekonomi Lebih Besar Dibanding Kesehatan
Survei LSI dilakukan pada 20 hingga 25 Juni 2021 dengan melibatkan sekitar 1.200 responden.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) memaparkan hasil sigi terkait prioritas masyarakat antara ekonomi dan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Pertanyaan yang diajukan ialah 'sekarang ini, menurut Ibu/Bapak sebaiknya lebih memprioritaskan pada masalah kesehatan atau ekonomi'?
"Pada periode survei Juni 2021, jumlah responden yang ingin pemerintah prioritaskan masalah ekonomi lebih besar (50,7%) dibanding yang ingin masalah kesehatan diprioritaskan hanya 46,2%," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, Minggu (18/7).
Sementara itu, berdasarkan hasil rekap survei LSI, mayoritas responden menganggap Covid-19 sama-sama mengancam terhadap kesehatan (92%) dan ekonomi masyarakat Indonesia (95,8%).
"Jumlah responden yang menilai covid-19 mengancam ekonomi lebih besar," ucapnya.
Baca juga: Survei LSI: Untuk Kali Pertama, Tingkat Kepercayaan Publik Kepada Jokowi Merosot di Bawah 50 Persen
Baca juga: Survei LSI: 76 Persen Masyarakat Tolak Vaksin Berbayar
Sedangkan mayoritas responden (70,9%) menilai besar kemungkinan kehidupan akan lebih buruk karena dampak ekonomi dari wabah Covid-19.
Berdasarkan hasil survei LSI .ayoritas ingin PSBB dihentikan agar ekoomi bisa berjalan (57% responden), sementara 39% responden ingin PSBB dilanjutkan agar penyebaran virus bisa diatasi.
Jumlah responden yang ingin PSBB dihentikan selalu lebih banyak di Juli (60,6% responden) ingin PSBB dihentikan, dan di September 2020 ada 54% responden.
Baca juga: Survei LSI: Masyarakat Yang Tidak Bersedia Disuntik Vaksin Covid-19 Beralasan Takut Efek Samping
Berdasarkan hasil sigi LSI keadaan Ekonomi Nasional Dinilai Sedang Buruk Ada 56,5% responden yang menilai keadaan ekonomi nasional secara umum saat ini buruk.
"Jumlah tersebut meningkat dibanding periode Januari 2021 di mana hanya 42,4% responden yang menilai buruk," tambahnya.
Akan tetapi, jumlah itu belum setinggi penilaian pada Mei 2020 yang saat itu 81% responden menilai keadaan ekonomi buruk.
Mayoritas responden (69%) mengalami penurunan pendapatan rumah tangga sejak imbauan bekerja dan belajar dari rumah. Dari jumlah tersebut, 74,9% di antaranya menilai penurunannya dalam jumlah banyak jika dibandingkan sebelum Covid-19.
Survei LSI dilakukan pada 20 hingga 25 Juni 2021 dengan melibatkan sekitar 1.200 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar ±2.88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel ini berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.