Keluarganya Terinfeksi Corona, Haji Lulung Mengeluh Sulit Cari Obat Pemulihan Covid-19
Cerita Haji Lulung kesulitan mencari obat Covid-19 untuk keluarganya, sejumlah stok obat di 10 apotek kosong.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Abraham Lunggana atau Haji Lulung mengaku kesulitan mencari obat Covid-19.
Ia bahkan keliling ke 10 apotek di wilayah Jakarta, namun seluruhnya alami kekosongan stok.
Adapun obat - obatan tersebut diperuntukan bagi kebutuhan anggota keluarganya yang terkonfirmasi positif virus corona berdasarkan hasil PCR.
"Setelah berkonsultasi dan sesuai arahan dokter, saya keliling mencari obat yang disarankan. Akan tetapi, obat yang biasanya digunakan untuk Covid itu tidak ada, semua Apotek mengaku kehabisan stok," kata Lulung dalam keterangannya, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: 50 Polisi di Kabupaten Bogor Positif Covid-19 Ketika Bertugas, Ada yang Dirawat dan Diisolasi
Daftar obat yang direkomendasikan dokter antara lain Oseltamivir 75 mg, Azithromycin 500 mg, Dexamethasone 0,5 mg, dan Parasetamol 500 mg.
Kata dia, hanya ada Parasetamol yang tersedia di apotek, sementara sisanya kosong.
Menurut Lulung kondisi yang ia alami menjadi fakta lapangan atas langkanya obat - obatan untuk keperluan pemulihan Covid-19.
"Kalau di Jakarta saja obat tidak ada, bagaimana lagi di daerah-daerah lain? Kelangkaan obat yang dikeluhkan warga selama ini ternyata benar, dan terjadi dimana-mana. Ini fakta di lapangan, karena sekarang saya mengalami sendiri," ungkap Lulung.
Baca juga: 694 Orang Pelanggar PPKM Darurat di Kabupaten Bogor Disidang, Kenda Denda Rp 100 Ribu
Baca juga: Kapolres Tanggapi Beredarnya Sejumlah Video Puncak Bogor Dipadati Warga saat Malam Idul Adha
Atas cerminan kondisi yang dia alami, Lulung meminta pemerintah segera memberi perhatian soal masalah kelangkaan obat - obatan di masyarakat.
Anggota Komisi VII DPR ini menduga kelangkaan obat tersebut terjadi karena ulah oknum penimbun obat seperti yang berhasil diungkap Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu, di kawasan Jalan Peta Barat Indah III, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (12/7) lalu.
"Ulama, kyai, dokter, tenaga medis kita sudah ribuan yang gugur. Mungkin karena mereka kesulitan mendapatkan obat. Saya minta keadaan ini segera diatasi pemerintah, pemerintah harus turun tangan langsung, jangan pasif hanya menunggu polisi melakukan penggerebekan atau penangkapan," tegas dia.
"Kalau kondisi ini dibiarkan terus, gimana? Warga disuruh isoman di rumah, tapi obat tidak ada. Saya kira, ini dikeluhkan banyak masyarakat di mana-mana," sambungnya.