Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nilai Perubahan Istilah PPKM Tak Esensial, Anggota DPR : Fokus Penguatan Nakes dan Ketahanan Pangan 

Perubahan istilah dari PPKM Darurat menjadi PPKM Level 4 tidak esensial, harusnya fokus pada program mendasar untuk penanganan pandemi.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Nilai Perubahan Istilah PPKM Tak Esensial, Anggota DPR : Fokus Penguatan Nakes dan Ketahanan Pangan 
Jaka/Man (dpr.go.id)
Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen menilai perubahan istilah dari PPKM darurat menjadi PPKM level-level tidaklah esensial dan sesuatu yang tidak harus dibahas secara panjang. 

Menurutnya perdebatan tentang istilah hanya mengalihkan fokus yang sebenarnya harus dikejar oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19

"Perubahan istilah dari PPKM Darurat menjadi PPKM Level 4 sebenarnya merupakan hal yang tidak perlu, tidak esensial. Perdebatan tentang istilah jadi menghabiskan energi, dan cenderung mengalihkan fokus," ujar Gus Nabil, sapaan akrabnya, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (23/7/2021). 

Baca juga: Heboh Tabung Oksigen Palsu Gemparkan Tulungagung, Polda Jatim Tancap Gas Turun Tangan

Gus Nabil mengatakan seharusnya fokus pemerintah dan masyarakat saat ini lebih kepada program-program mendasar untuk penanganan pandemi.

Antara lain seperti penguatan tenaga kesehatan serta fasilitas Rumah Sakit, percepatan vaksinasi, penguatan ketahanan pangan, hingga bantuan sosial untuk warga terdampak.

"Selain itu, komunikasi publik pemerintah kita terkait emergency dan manajemen resiko harus ditingkatkan lagi," kata dia. 

Politikus PDI Perjuangan itu turut mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir dan semua pihak harus terus berjuang untuk menangani problem ini secara bersama-sama. 

Berita Rekomendasi

Menurutnya, kondisi pandemi akibatnya meluasnya kasus Covid-19 di Indonesia harus disikapi dengan kebijakan strategis, cepat dan terukur. 

"Saat ini, monitoring harian dengan data yang terintegrasi sangat penting, di antaranya terkait jumlah kasus, kondisi rumah sakit, penanganan isolasi mandiri, penguatan infrastruktur sosial dan fasilitas kesehatan di tingkat desa sekaligus ketahanan pangan," jelas Gus Nabil. 

Baca juga: Kapolda Jateng Terapkan Manajemen Kontijensi untuk Tekan Angka Positif Covid-19 di Klaten 

Dia menegaskan penguatan ketahanan pangan ini sangat penting, karena pandemi ini akan berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar. 

Sehingga menurutnya, perlu ada skenario bagaimana menyiapkan stok pangan di secara lokal, di wilayah desa/kelurahan dengan pemanfaatan lahan yang ada.

"Diversifikasi pangan penting, juga menggerakkan ibu-ibu dan pemuda untuk menguatkan ketahanan pangan dengan menanam umbi-umbian dan sayuran sebagai stok pangan di kawasan masing-masing," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas