Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Total 2.313 Pasien Covid-19 Meninggal Saat Jalani Isoman, Ini Kata Krisdayanti

Berdasarkan data LaporCovid-19, sebanyak 2.313 pasien kasus corona meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Total 2.313 Pasien Covid-19 Meninggal Saat Jalani Isoman, Ini Kata Krisdayanti
Ist
Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan data LaporCovid-19, sebanyak 2.313 pasien kasus corona meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.

Data ini dihimpun dari 16 provinsi dan 78 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Nyawa mereka tak tertolong karena rumah sakit penuh.

Hal tersebut diperparah dengan minimnya tim kesehatan yang memantau para pasien tersebut.

Terkait hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti mengungkap kejadian serupa pernah terjadi kepada orang di lingkungan terdekatnya yakni staf rumah tangganya. 

Baca juga: Ini Penyebab Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman di Rumah

KD, sapaan akrab Krisdayanti, mengatakan staf rumah tangganya meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman). 

"Ini memang juga saya alami ketika beberapa staf rumah tangga saya juga saya ungsikan untuk isolasi mandiri. Tiga alhamdulillah sudah dalam pemulihan, dan satu posisinya meninggal," ujar KD ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (23/7/2021). 

Berita Rekomendasi

Pelantun tembang 'Menghitung Hari' itu menilai keterbukaan pasien Covid-19 yang menjalani isoman juga sangat penting di tengah pandemi. 

Menurutnya dengan keterbukaan, maka pasien Covid-19 akan lebih mudah menjalani isoman.

Sebab perhatian dari lingkungan sekitar dapat tersalurkan dengan komunikasi yang baik. 

"Artinya memang harus ada keterbukaan juga sih ya dari pasien isoman ini untuk bisa menyampaikan kondisi mereka ke warga sekitar atau Ketua RT. Itu misalkan lingkup yang terkecil aja," kata dia. 

"Supaya ada gerakan modal sosial gotong royong untuk bisa memberikan pengamanan lingkungan sekitar, artinya kalau mau supply makanan ya bisa digantung di pagar rumahnya," imbuh KD.

Perempuan kelahiran Batu, Jawa Timur, tersebut menilai keterbukaan pasien sangatlah penting.

Sebab telemedicine yang tengah digaungkan pemerintah untuk mempermudah perawatan bagi pasien isoman belum tentu bisa diakses semua orang. 

"Bagaimana misalnya kalau pasien isoman yang memang tidak memiliki gadget atau tidak bisa mengakses aplikasi tersebut? Nah karena itulah (perlunya) keterbukaan dari pasien isoman ini supaya bisa melakukan komunikasi terbuka kepada para pemimpin di lingkungannya. Supaya ada perhatian, baik itu supply makanan maupun vitamin," kata KD. 

Politikus PDI Perjuangan itu berharap kejadian dan angka kematian pasien isoman tak bertambah lagi ke depannya. 

KD juga meminta semua pihak belajar dari pengalaman ini. Apalagi staf rumah tangganya juga harus kehilangan nyawa karena kurangnya keterbukaan dengan lingkungan sekitar. 

"Memang kemarin itu dari staf rumah tangga saya sendiri terpaksa harus kehilangan nyawa karena dia tidak diberikan izin warga keluar untuk membeli makanan," cerita KD. 

"Karena mungkin dari pasien isoman sendiri tak terbuka atau seharusnya memang ada stiker atau announcement bahwa memang yang tinggal dirumah ini perlu mendapat perhatian karena sedang isoman. Jadi bisa melakukan hal preventif lah untuk mendapatkan perhatian agar pasien isoman ini bisa tetap terpantau," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas