Satgas Covid-19 Ajak Umat Beragama Turut Terlibat Menangani Pandemi Covid-19
Wiku meminta peran komunitas beragama dalam penanganan virus corona. Keterlibatan para jemaat bisa dalam bentuk pencegahan maupun upaya 3T.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengajak umat beragama di Tanah Air untuk terlibat dalam menekan penyebaran virus Covid-19 di level mikro seperti kelurahan/desa.
Hal ini disampaikan Wiku dalam acara virtual bertajuk Dialog dan Sosialisasi Gabungan Gereja Baptis di Indonesia (GBBI) bersama Satgas Covid-19 Nasional, Minggu (25/7/2021) sore.
Menurut Wiku, Covid-19 adalah musuh bersama yang harus ditangani oleh banyak komunitas. Dengan bahu-membahu bersama, hal ini dapat mempercepat mematahkan laju penyebaran virus asal Wuhan ini.
"Kita harus ingat musuh kita bukan kelompok lain di dalam masyarakat, musuh kita adalah virus dan virus ini sebenarnya kalau kita kenali dengan baik bisa dicegah untuk tidak menyerang kita," ujar Wiku.
Wiku mengungkapkan, dalam menangani kasus Covid-19, tidak bisa lepas dari struktur birokrasi pemerintahan. Ada peran Satgas Covid-19 di level provinsi, kabupaten/kota hingga kecamatan/kelurahan.
Baca juga: Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat untuk Memperkuat Iman dan Imun Menghadapi Virus Corona
Oleh karenanya, ia meminta peran komunitas beragama dalam penanganan virus ini. Keterlibatan para jemaat bisa dalam bentuk pencegahan maupun upaya 3T.
Maka itu ia mengajak para pemangku agama agar terlibat dalam Posko Covid-19 di level desa/kelurahan.
"Jadi kami mohon bantuan Bapak/Ibu sekalian agar ikut terlibat di dalam posko desa/kelurahan masing-masing seluruh Indonesia baik dalam aspek pencegahan, yaitu memberikan edukasi, pembagian masker, pembatasan jam malam, pemasangan spanduk depan rumah ibadah apabila kondisi penularannya sedang tinggi," beber Wiku.
Kendati begitu, ia mengimbau untuk jemaat GBBI mengingatkan pihak lain, termasuk umat dari agama lain untuk menegakkan disiplin prokes secara ketat.
Terakhir, ia berpesan supaya pesan itu disampaikan secara santun agar tak menimbulkan hal-hal yang berujung pada kesalahpahaman.
"Selama kita sampaikannya dengan kasih sayang, dengan hormat harusnya mereka bisa menerima. Misalnya kalau tidak menggunakan masker yang kita bagi masker," kata Wiku.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.